Daging tiruan yang dikembangkan Mark Post, dokter ahli fisiologi dari Universitas Maastricht di Belanda dirasa efektif sebagai subtitusi daging sapi yang diternakan. Penemuan ini masih menemui hambatan karena mesti membujuk masyarakat untuk mau makan produk daging buatan.
"Mungkin akan menambah jaringan lemak dan nutrisi untuk daging ini, agar dapat mengubah rasa dan membuatnya lebih cocok di lidah publik," ujar Profesor Post.
Untuk mengembangkan daging dari peternakan dibutuhkan 70 persen dari kapasitas agrikultural. Sedangkan dengan adanya temuan ini dapat mengurangi jumlah pakan, air dan bahan lain yang dibutuhkan untuk menghasilkan daging sapi.
Setiap kilo daging di peternakan membutuhkan 10 kilo tanaman pakan dan minyak. Menurut Food and Agricultural Organisation dengan adanya temuan ini maka di tahun 2050 kita akan makan dua kali lebih banyak daging.
Setiap individu di Briton (warga Inggris) rata-rata makan daging 85 kg per tahun. "Faktanya sangat efisien mengubah protein nabati menjadi protein hewani," ujar Profesor Mark Post seperti dikutip DailyMail, Selasa (6/8/2013).
Daging yang terbentuk dari ribuan jaringan otot sapi ini dapat dikonsumsi. Kaum vegetarian dan para pembela hak-hak binatang telah memberikan persetujuan atas penemuan ini.
Juru bicara Peta, Ben Williamson, Peta akan mengadakan kompetisi dengan menawarkan hadiah satu juta dolar bagi yang dapat menciptakan daging ayam buatan.
Para ilmuwan dari Oxford University mengatakan pada 2011 daging sapi temuan para ilmuwan ini akan membutuhkan energi sebanyak 45 persen lebih sedikit daripada daging di peternakan.
Sebelum beredar di pasaran Food Standards Agency menginginkan Profesor Post menunjukan bukti daging tiruan ini aman dikonsumsi masyarakat dan kandungan gizinya setara dengan daging peternakan.
(Mia/Abd)
"Mungkin akan menambah jaringan lemak dan nutrisi untuk daging ini, agar dapat mengubah rasa dan membuatnya lebih cocok di lidah publik," ujar Profesor Post.
Untuk mengembangkan daging dari peternakan dibutuhkan 70 persen dari kapasitas agrikultural. Sedangkan dengan adanya temuan ini dapat mengurangi jumlah pakan, air dan bahan lain yang dibutuhkan untuk menghasilkan daging sapi.
Setiap kilo daging di peternakan membutuhkan 10 kilo tanaman pakan dan minyak. Menurut Food and Agricultural Organisation dengan adanya temuan ini maka di tahun 2050 kita akan makan dua kali lebih banyak daging.
Setiap individu di Briton (warga Inggris) rata-rata makan daging 85 kg per tahun. "Faktanya sangat efisien mengubah protein nabati menjadi protein hewani," ujar Profesor Mark Post seperti dikutip DailyMail, Selasa (6/8/2013).
Daging yang terbentuk dari ribuan jaringan otot sapi ini dapat dikonsumsi. Kaum vegetarian dan para pembela hak-hak binatang telah memberikan persetujuan atas penemuan ini.
Juru bicara Peta, Ben Williamson, Peta akan mengadakan kompetisi dengan menawarkan hadiah satu juta dolar bagi yang dapat menciptakan daging ayam buatan.
Para ilmuwan dari Oxford University mengatakan pada 2011 daging sapi temuan para ilmuwan ini akan membutuhkan energi sebanyak 45 persen lebih sedikit daripada daging di peternakan.
Sebelum beredar di pasaran Food Standards Agency menginginkan Profesor Post menunjukan bukti daging tiruan ini aman dikonsumsi masyarakat dan kandungan gizinya setara dengan daging peternakan.
(Mia/Abd)