Para ilmuwan Brasil telah mengembangkan sebuah vaksin HIV dan berencana untuk mulai menjalankan uji coba pada monyet tahun ini.
Dikenal dengan sebutan HIVBr18, vaksin pelawan virus penyebab AIDS ini dikembangkan dan dipatenkan oleh sebuah tim dari Fakultas Kedokteran Universitas Sao Paulo State Research Foundation (FAPESP).
Para ilmuwan menyebutkan, pada perkembangan yang terjadi di tahap sekarang, vaksin ini memang belum bisa secara total melenyapkan virus dari organisme. Namun, vaksin ini dapat mengurangi penyebarannya. Pada mereka yang terinfeksi, vaksin ini tidak menurunkan kekebalan tubuh dan mentrasmisi virus.
Yayasan ini menyebutkan bahwa penelitian pada monyet ini diharapkan dapat berlangsung hingga dua tahun. "Tujuan kami adalah untuk menguji beragam metode imunisasi untuk menyeleksi dan mendapatkan vaksin yang paling kuat dalam meningkatkan respons imun sehingga dapat diujikan pada manusa," ujar salah satu peneliti FAPESP, Cunha Neto seperti dikutip dari Kantor Berita AFP, Jumat (9/8/2013).
Setelah dana yang didapat mencukupi, kemungkinan uji klinis pertama bakal dijalankan, kata Cunha.
Upaya mendapatkan vaksin ini memang sudah lama dijalankan. Sejak tahun 2001 tim riset yang terdiri dari Edecio Cunha neto, Jorge Kalil dan Simone Fonseca merencanakan sebuah pengujian pada sebuah koloni resus monyet yang disediakan oleh Institut Riset Biomedis Butantan Sao Paulo milik pemerintah.
Monyet-monyet ini dipilih karena sistem imun mereka mirip dengan manusia dan dapat menerima SIV (Simian immunologi Virus) yang dipercaya bisa menyebabkan HIV saat virus ini menyeberang benteng pertahanan spesies lain.
(Abd)
Dikenal dengan sebutan HIVBr18, vaksin pelawan virus penyebab AIDS ini dikembangkan dan dipatenkan oleh sebuah tim dari Fakultas Kedokteran Universitas Sao Paulo State Research Foundation (FAPESP).
Para ilmuwan menyebutkan, pada perkembangan yang terjadi di tahap sekarang, vaksin ini memang belum bisa secara total melenyapkan virus dari organisme. Namun, vaksin ini dapat mengurangi penyebarannya. Pada mereka yang terinfeksi, vaksin ini tidak menurunkan kekebalan tubuh dan mentrasmisi virus.
Yayasan ini menyebutkan bahwa penelitian pada monyet ini diharapkan dapat berlangsung hingga dua tahun. "Tujuan kami adalah untuk menguji beragam metode imunisasi untuk menyeleksi dan mendapatkan vaksin yang paling kuat dalam meningkatkan respons imun sehingga dapat diujikan pada manusa," ujar salah satu peneliti FAPESP, Cunha Neto seperti dikutip dari Kantor Berita AFP, Jumat (9/8/2013).
Setelah dana yang didapat mencukupi, kemungkinan uji klinis pertama bakal dijalankan, kata Cunha.
Upaya mendapatkan vaksin ini memang sudah lama dijalankan. Sejak tahun 2001 tim riset yang terdiri dari Edecio Cunha neto, Jorge Kalil dan Simone Fonseca merencanakan sebuah pengujian pada sebuah koloni resus monyet yang disediakan oleh Institut Riset Biomedis Butantan Sao Paulo milik pemerintah.
Monyet-monyet ini dipilih karena sistem imun mereka mirip dengan manusia dan dapat menerima SIV (Simian immunologi Virus) yang dipercaya bisa menyebabkan HIV saat virus ini menyeberang benteng pertahanan spesies lain.
(Abd)