Sukses

Virus West Nile Bisa Menyerang Melalui Transfusi Darah

Virus West Nile ini paling sering ditularkan melalui gigitan nyamuk. Tapi kasus ini terinfeksinya melalui transfusi darah.

Laporan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan seorang pria di Colorado terinfeksi virus West Nile melalui transfusi darah.

Meskipun faktanya darah yang diterimanya itu telah di-skrining terhadap virus. Virus West Nile ini paling sering ditularkan melalui gigitan nyamuk, dan kejadian infeksi melalui transfusi darah sebenarnya jarang terjadi di Amerika Serikat.

"Karena semua darah yang disumbangkan disaring untuk menghindari virus," kata CDC seperti dikutip Livescience, Minggu (11/8/2013)..

Hanya ada 12 kasus yang dilaporkan kejadian virus West Nile terkait dengan transfusi darah selama dekade terakhir ini.

Pada bulan Agustus 2012, pria itu menerima beberapa unit darah yang disumbangkan sebagai bagian dari transplantasi sumsum tulang untuk limfoma non-Hodgkin (jenis kanker sistem kekebalan).

Sekitar 20 hari kemudian, pria itu mengalami demam dan masalah pernapasan. Tekanan darahnya turun dan kondisi mentalnya menjadi berubah.

Pria tersebut akhirnya meninggal karena ensefalitis atau radang otak yang dapat disebabkan oleh virus West Nile.

Sebuah tes darah menunjukkan orang itu terinfeksi West Nile. Karena orang tersebut telah berada di rumah sakit selama sekitar satu bulan.

Penyidikan CDC terhadap kasus pria itu mengungkapkan bahwa darah yang ia terima memang positif terjangkit virus West Nile.

Tapi ketika staf laboratorium menguji masing-masing dari enam sampel secara individual untuk West Nile, hasilnya tidak muncul positif.

"Kemungkinan virus West Nile di darah yang terinfeksi kadarnya rendah sehingga menyebabkan hasil yang tidak konsisten pada tes skrining," kata para peneliti.

Karena sistem kekebalan tubuh pria itu ditekan, ia mungkin lebih rentan terhadap infeksi West Nile. Laboratorium yang terlibat dalam skrining darah di Colorado membuang semua sampel darah yang dites positif West Nile.

"Meskipun infeksi West Nile dari transfusi darah jarang terjadi, dokter harus mencurigai kondisi pada orang yang menunjukkan gejala penyakit tersebut dalam waktu satu bulan setelah menerima transfusi darah," kata CDC.

Kebanyakan orang yang terinfeksi West Nile tidak menunjukkan gejala (ini adalah kasus untuk donor). Sekitar satu dari lima orang mengalami demam dan sakit badan, muntah dan diare. Menurut CDC Kurang dari 1 persen mengalami ensefalitis (radang otak akibat virus West Nile). (Mia/Igw)