Sukses

Daun Wungu Juga Obat Penurun Gula Darah

Tim Mahasiswa IPB menemukan, daun wungu tak hanya obati ambeien, tetapi juga diabetes mellitus

Tim mahasiswa peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB) menemukan bahwa daun wungu (Graptophylum pictum L. Griff) tidak hanya bermanfaat untuk mengobati ambeien tapi juga mampu menjadi obat penurun kadar gula darah atau antidiabetes.

"Daun Wungu salah satu fungsi dan komponen fitokimiannya sama dengan daun sirih merah yang bisa menjadi obat diabetes," kata Aziz Nuraditya, anggota tim peneliti mahasiswa diploma Program Keahlian Analisis Kimia di Bogor, seperti dikutip dari Antara, Senin (19/8/2013).
 
Aziz menyebutkan, daun wungu biasa digunakan masyarakat di Kabupaten Indramayu sebagai obat ambeien, seperti halnya juga daun sirih merah.

Daun Wungu berasal dari Papua dan Polinesia ini merupakan tumbuhan liar yang banyak tumbuh di pinggir-pinggir jalan, kebun kosong, pagar atau ditanam sebagai tanaman hias pekarangan.

Spesifikasi tanaman ini, tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan pada ketinggian 100 sampai 2.300 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan selalu berbunga pada bulan Juli-September.

"Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada tempat terbuka yeng terkena sinar matahari, ataupun pada iklim kering atau lembab," katanya.
    
Aziz menjelaskan, dilihat dari silsilah daun Wungu termasuk dalam famili Acanthaceae yang secara signifikan memiliki kemampuan memperbaiki toleransi glukosa dalam tubuh manusia dan pasien diabetes.
    
Dijelaskannya, dalam tubuh manusia enzim a-glukosidase membantu memecah rantai polisakarida pada ikatan a(1-6) di setiap titik percabangan yang tidak dapat dipecahkan oleh enzim amilase.
    
"Aktivitas enzim ini menghasilkan polimer a(1-4) tak bercabang dan satu glukosa," ujarnya.
    
Senyawa ini, lanjut Aziz, memperlambat pencernaan pati dalam usus halus, sehingga glukosa dari pati dan makanan memasuki aliran darah lebih lambat, dan dapat disesuaikan lebih efektif oleh suatu gangguan respon atau sensitivitas insulin.
   
"Bila kerja enzim itu dihambat, proses konversi karbohidrat menjadi glukosa bisa ditekan," tuturnya.
    
Aziz menuturkan, kesamaan kandungan senyawa fitokimia dan fungsinya yang dimiliki Daun Wungu dengan Sirih merah, membuat dirinya bersama empat rekannya dari Program Analisis Kimia Diploma IPB melakukan penelitian terhadap khasiat daun wungu sebagai obat penurun kadar gula darah atau anti diabetes.
    
Bersama empat temannya yakni Badrunanto, Debby Sinthya D, Marwan Ghozali dan Marnatal Simanulang, Aziz melakukan penelitian di laboratorium Terpadu Diploma IPB di bawah bimbingan Dimas Andrianto, dosen Departemen Biokimia IPB.
    
"Penelitian ini bertujuan menemukan formula yang tepat terhadap daun Wungu untuk menginhibisi (menghambat) kerja enzim a-glukosidase," katanya.
    
Dijelaskannya, Akarbosa (obat diabetes) digunakan sebagai kontrol positif karena memiliki aktivitas inhibisi yang tinggi pada kerja enzim a-glukosidase.
    
Pada percobaan yang dilakukan oleh tim nya, daya inhibisi akarbosa sebesar 97,5 persen. Sedangkan simplisia daun Wungu yang diekstrak dengan etanol 96 persen pada konsentrasi 0,5 persen berhasil menghambat kerja enzim sebesar 71,97 persen.
    
Daya inhibisi daun Wungu jauh lebih besar jika dibandingkan dengan tumbuhan lain. Buah salak yang mempunyai daya inhibisi sebesar 13,18 persen pada konsentrasi 1 persen b/v terhadap enzim a-glukosidase dan daun sirih merah yang memiliki daya inhibisi sebesar 39,62 persen pada konsentrasi 1 persen.
    
"Maka dapat dikatakan secara in vitro, daun Wungu mampu menghambat aktivitas enzim glukosidase, penyebab diabetes," ujarnya.
    
Dikatakannya, beberapa orang tidak menyadari bahwa dirinya mengidap penyakit diabetes, hal ini menyebabkan orang kurang mengontrol pola makan sehari-hari dan mengakibatkan terjadinya komplikasi yang dapat menyebabkan kehilangan organ-organ tubuh atau bahkan kematian.

Penyakit diabetes masih menghantui semua orang di dunia, berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diabetes lebih cepat menyebar di Asia, termasuk Asia Tenggara dan Indonesia.

Tercatat sebanyak 8,4 juta jiwa diperkirakan menderita diabetes pada tahun 2000. Sementara itu, di India pada tahun yang sama diperkirakan ada 31.7 juta jiwa penderita dan 20.8 juta jiwa ada di RRC.

Begitu pula di Indonesia, pada tahun 2000 berada pada peringkat keempat penderita diabetes terbanyak dan jumlah penderitanya terus bertambah diprediksikan mencapai 21,3 juta jiwa pada tahun 2030.

Saat ini telah banyak bahan alami yang dikemas menjadi obat diabetes. Beberapa bahan alami yang telah diketahui aktivitasnya terhadap diabetes melalui penelitian ialah kulit dan daging buah salak, biji alpukat dan daun sirih merah.

"Masyarakat Sleman, Jogjakarta, telah memanfaatkan daun sirih merah sebagai tanaman obat penurun glukosa darah secara turun temurun. Begitu juga daun Wungu juga memiliki kemampuan yang sama dengan daun sirih merah," ujar Aziz.

(Abd/*)