Sugesti terhadap merek obat terhadap penyakit ternyata dialami sebagian jemaah haji Indonesia. Kepala Pusat Kesehatan Haji, Dr.dr. Fidiansjah, Sp.KJ, MPH mengingatkan jemaah haji untuk membawa perlengakapan obat selama di Arab Saudi.
"Banyak yang tersugesti merek, walaupun kandungan obatnya sama namun beda merek maka dirasa tidak ampuh. Untuk itu perlu membawa dari Indonesia dan itu tidak apa," jelasnya saat di Kemenkes, Jakarta, Jumat (16/8/2013).
Pembekalan obat tersebut disarankan untuk keperluan kesehatan selama 40 hari. "Siapkan untuk keperluan 40 hari agar ada spare obat cadangan untuk keperluan kesehatan," paparnya.
Kesehatan para jemaah haji sepulang dari Arab Saudi akan tetap dipantau selama 14 hari. Untuk jemaah haji yang terinfeksi virus penyakit menular maka akan segera ditangani.
Petugas kesehatan yang sudah menetap selama 70 hari di Arab Saudi yang membantu dan memperhatikan kesehatan para jemaah haji.
"Sebanyak 306 petugas medis yang sudah menetap di sana, selain itu ada balai pengobatan untuk jemaah haji Indonesia yang setara dengan rumah sakit tipe D," katanya.
(Mia/Mel/*)
"Banyak yang tersugesti merek, walaupun kandungan obatnya sama namun beda merek maka dirasa tidak ampuh. Untuk itu perlu membawa dari Indonesia dan itu tidak apa," jelasnya saat di Kemenkes, Jakarta, Jumat (16/8/2013).
Pembekalan obat tersebut disarankan untuk keperluan kesehatan selama 40 hari. "Siapkan untuk keperluan 40 hari agar ada spare obat cadangan untuk keperluan kesehatan," paparnya.
Kesehatan para jemaah haji sepulang dari Arab Saudi akan tetap dipantau selama 14 hari. Untuk jemaah haji yang terinfeksi virus penyakit menular maka akan segera ditangani.
Petugas kesehatan yang sudah menetap selama 70 hari di Arab Saudi yang membantu dan memperhatikan kesehatan para jemaah haji.
"Sebanyak 306 petugas medis yang sudah menetap di sana, selain itu ada balai pengobatan untuk jemaah haji Indonesia yang setara dengan rumah sakit tipe D," katanya.
(Mia/Mel/*)