Sukses

Foto Paha Banyak Muncul di Media Sosial Bahayakan Wanita

Belakangan ini obsesi wanita dengan paha semakin meningkat dengan banyaknya foto-foto di media sosial padahal itu bisa membahayakan.

Wanita sejak dulu sering meributkan pahanya. Namun, belakangan ini obsesi wanita dengan paha semakin meningkat dengan banyaknya foto-foto di media sosial yang sering menunjukkan paha wanita yang kurus, yang tidak menyentuh satu sama lain ketika sedang berdiri.

Ini memang bukan sesuatu yang baru tapi bisa berbahaya bagi wanita, terutama yang memiliki gangguan makan dengan semakin banyaknya gadis remaja dan perempuan muda yang mem-posting gambar demi gambar di media sosial seperti Tumblr dan Pinterest.

Menurut Psikolog Mia Holland, tentang celah di paha sudah ada sejak tahun 1980-an. "Jujur, saya ingat pada akhir 80-an dan 90-an, perempuan berada di kamar ganti dan semua orang akan berdiri di depan cermin dan melihat mana yang pahanya terbesar," kata Holland seperti dikutip ABCNews, Minggu (18/8/2013).

Dengan banyaknya foto paha di Pinterest sebenarnya bisa bermasalah bagi wanita yang berisiko mengalami gangguan makan. "Ini secara psikologis berbahaya karena sebenarnya memberikan indikator fisik tidak tercapainya seperti apa yang 'sukses' pada orang dengan gangguan makan," kata Holland.

Paha Tak Bisa Diubah

Menurut Holland dan beberapa ahli lain, kebanyakan wanita tak bisa mencapai celah paha seperti model-model tersebut meski sudah berolahraga dan diet. Belum lagi, foto tersebut mungkin sudah diphotoshopped.

"Ini adalah posisi pinggul dan hanya cara fermur terpasang di soket pinggul, apakah itu berbalik keluar atau lurus dan Anda tak bisa mengubahnya, Anda tak bisa mengubah susunan fisik Anda," kata Holland.

Jika gadis Anda terobsesi dengan pahanya, psikolog menawarkan beberapa solusi. "Ini sangat penting bagi orangtua untuk menjauhkan anak-anaknya dari media yang negatif," kata Holland.

"Namun, peran model gaya hidup sehat merupakan hal yang paling efektif yang bisa dilakukan orangtua," kata Holland.

Ia menyarankan, orangtua jangan menggunakan kata-kata sepertgi diet, kurus, atau kerempeng. Sebagai gantinya bisa dengan kata-kata sehat dan bergizi ketika berbicara tentang makanan dan tubuh.

(Mel)