Pria berusia 70 tahun dari Australia menganggap dengan memasukkan garpu sepanjang 10 centimeter ke penisnya (kelamin) bisa mencapai kepuasan seksual. Tapi, usahanya tersebut membuatnya harus dibawa ke ruang gawat darurat di Canberra Hospital.
Pria berusia itu mengatakan kepada dokter ia memasukkan garpu itu ke uretranya hampir 12 jam agar mencapai kepuasan seksual. Tapi, alat itu terjebak.
Garpu tak terlihat saat dokter memeriksanya. Tapi, sang dokter bisa merasakannya dari luar dan bantuan rontgen bisa menunjukkan posisi garpu.
Dokter memberikan beberapa pilihan untuk mengambil garpu sebelum memutuskan menarik langsung garpu itu dengan menggunakan tang dan memberikan `pelumasan` yang berlebihan saat pasien berada di bawah anastesi umum.
Pasien yang sudah tua dan tak disebutkan namanya itu kemudian dikirim ke rumahnya usai dokter melakukan tindakan medis.
Dalam International Journal of Surgery, tiga dokter menyebutkan bahwa ada beberapa kasus langka yang menyebabkan darurat medis akibat adanya benda asing bersarang di saluran kemih bawah.
Beberapa daftar benda aneh yang ditemukan di dalam bagian tubuh lainnya seperti jarum, pensil, kawat, kunci, sikat gigi, lampu bola, termometer, tanaman dan sayuran, lintah, ular, kokain, dan lem.
"Itu jelas bahwa pikiran manusia tanpa hambatan dan membiarkannya kreatif," ujar penulis seperti dikutip Stuff, Senin (19/8/2013).
Tim medis yang terdiri dari Krishanth Naidu, Maurice Mulcahy, dan Amanda Chung, menjelaskan, kasus garpu ini menciptakan diskusi di kalangan medis mengingat hal tersebut merupakan tantangan besar yang harus dihadapi.
Para dokter mengatakan, motif memasukkan benda-benda ke wilayah sensitif sangat sulit dipahami. "Daftar praktik ini terutama selama keadaan patologis masturbasi, penyalahgunaan zat, dan keracunan serta sebagai akibat dari percampuran psikologis," jelas dokter.
Stimulasi rangsangan dengan memasukkan benda asing ke uretra sebenarnya sudah ada sejak zaman dulu. Dokter menyebutkan, pasien yang malu biasanya mengambil barang itu sendiri. Tapi, uretranya berisiko cedera dan benda asing berpindah.
Bahaya sebenarnya adalah infeksi yang menyebabkan kematian, karena pasien yang malu sering menunda perawatan medis.
Dokter biasanya mencoba untuk menghindari operasi dalam situasi seperti ini, bukan memilih opsi yang akan meminimalkan trauma urothelial dan menjaga fungsi ereksi.
(Mel/*)
Pria berusia itu mengatakan kepada dokter ia memasukkan garpu itu ke uretranya hampir 12 jam agar mencapai kepuasan seksual. Tapi, alat itu terjebak.
Garpu tak terlihat saat dokter memeriksanya. Tapi, sang dokter bisa merasakannya dari luar dan bantuan rontgen bisa menunjukkan posisi garpu.
Dokter memberikan beberapa pilihan untuk mengambil garpu sebelum memutuskan menarik langsung garpu itu dengan menggunakan tang dan memberikan `pelumasan` yang berlebihan saat pasien berada di bawah anastesi umum.
Pasien yang sudah tua dan tak disebutkan namanya itu kemudian dikirim ke rumahnya usai dokter melakukan tindakan medis.
Dalam International Journal of Surgery, tiga dokter menyebutkan bahwa ada beberapa kasus langka yang menyebabkan darurat medis akibat adanya benda asing bersarang di saluran kemih bawah.
Beberapa daftar benda aneh yang ditemukan di dalam bagian tubuh lainnya seperti jarum, pensil, kawat, kunci, sikat gigi, lampu bola, termometer, tanaman dan sayuran, lintah, ular, kokain, dan lem.
"Itu jelas bahwa pikiran manusia tanpa hambatan dan membiarkannya kreatif," ujar penulis seperti dikutip Stuff, Senin (19/8/2013).
Tim medis yang terdiri dari Krishanth Naidu, Maurice Mulcahy, dan Amanda Chung, menjelaskan, kasus garpu ini menciptakan diskusi di kalangan medis mengingat hal tersebut merupakan tantangan besar yang harus dihadapi.
Para dokter mengatakan, motif memasukkan benda-benda ke wilayah sensitif sangat sulit dipahami. "Daftar praktik ini terutama selama keadaan patologis masturbasi, penyalahgunaan zat, dan keracunan serta sebagai akibat dari percampuran psikologis," jelas dokter.
Stimulasi rangsangan dengan memasukkan benda asing ke uretra sebenarnya sudah ada sejak zaman dulu. Dokter menyebutkan, pasien yang malu biasanya mengambil barang itu sendiri. Tapi, uretranya berisiko cedera dan benda asing berpindah.
Bahaya sebenarnya adalah infeksi yang menyebabkan kematian, karena pasien yang malu sering menunda perawatan medis.
Dokter biasanya mencoba untuk menghindari operasi dalam situasi seperti ini, bukan memilih opsi yang akan meminimalkan trauma urothelial dan menjaga fungsi ereksi.
(Mel/*)