Vanessa Tanasio (41) selama 42 menit dinyatakan meninggal. Berkat bantuan alat bernama Lucas 2 dan ketrampilan sang dokter, ibu dua anak ini hidup kembali.
Lucas 2 External Compression Device ternyataseharga US$ 15.000. Secara otomatis, alat ini melakukan CPR atau menekan dada untuk menjaga sirkulasi oksigen ke jantung dan otak.
CPR merupakan tugas fisik yang melibatkan kekuatan fisik untuk menekan dada, yang terbatas waktu ketika itu digunakan.
"Kami tahu dengan perangkat Lucas kami bisa mempertahankan oksigenasi, mempertahankann tekanan darah yang memungkinkan darah sampai ke otak untuk memberikan oksigen," kata Ahli Jantung Dr Wally Ahmar seperti dikutip ABC, Selasa (20/8/2013).
Ketika perangkat Lucas memompa dada Tanasio, dokter membuka arteri dan memasukkan stent agar memungkinkan darah mengalir lagi.
Dr Ahmar melihat apa yang dialami Tanasio sebagai kesembuhan yang ajaib. Ia berharap Tanasio semakin membaik.
Tanasio yang seorang perokok dengan riwayat keluarga berpenyakit jantung seminggu kemudian bisa keluar dari rumah sakit.
Tanasio bersyukur nyawanya tertolong. Ia mengatakan, alat tersebut bekerja begitu lama sampai baterainya habis.
"Mereka membutuhkannya di setiap rumah sakit. Karena jika Anda bisa membebaskan orang mereka bisa benar-benar melakukan pekerjaann yang perlu dilakukan saat CPR masih dilakukan, karena itulah yang mereka butuhkan," ujarnya.
Monash Medical Center diyakini sebagai satu-satunya rumah sakit di Australia yang memiliki perangkat tersebut
Lantas seperti apa Lucas 2 itu?
Lucas merupakan alat yang sangat mudah dengan tenaga baterai. Anda cukup mengoperasikannya dengan menekan tombol on/off sekitar 1 detik
Ketika lampu hijau menyala, Anda bisa mengatur posisi pompa untuk posisi yang pas ke pasien. Tekan tombol pause untuk menghentikan. Dan tekan tombol ketiga untuk melanjutkan. Tekanan pompoa di Lucas itu bergerak 8 kali dalam semenit.
Berdasarkan situsnya, Lucas 2 membantu pasien pertolongan pertama dengan memberikan tekanan di dada dan tak terputus pada pasien yang mengalami serangan jantung dadakan.
Dengan CPR ototamtis, tak perlu lagi memindahkan bantuan CPR setiap dua menit sekali. Tim penyalamat dibebaskan untuk fokus pada tugasnya seperti ventilasi, pengobatan, dan defibrilasi.
Lucas tak hanya bekerja di tempat kejadian dan ambulans, tapi juga bisa bergerak cepat ketika di ambulans. Ini sangat sulit dicapai jika menggunakan CPR manual. Selain itu, dengan Lucas tekanan dada konsisten.
(Mel/*)
Lucas 2 External Compression Device ternyataseharga US$ 15.000. Secara otomatis, alat ini melakukan CPR atau menekan dada untuk menjaga sirkulasi oksigen ke jantung dan otak.
CPR merupakan tugas fisik yang melibatkan kekuatan fisik untuk menekan dada, yang terbatas waktu ketika itu digunakan.
"Kami tahu dengan perangkat Lucas kami bisa mempertahankan oksigenasi, mempertahankann tekanan darah yang memungkinkan darah sampai ke otak untuk memberikan oksigen," kata Ahli Jantung Dr Wally Ahmar seperti dikutip ABC, Selasa (20/8/2013).
Ketika perangkat Lucas memompa dada Tanasio, dokter membuka arteri dan memasukkan stent agar memungkinkan darah mengalir lagi.
Dr Ahmar melihat apa yang dialami Tanasio sebagai kesembuhan yang ajaib. Ia berharap Tanasio semakin membaik.
Tanasio yang seorang perokok dengan riwayat keluarga berpenyakit jantung seminggu kemudian bisa keluar dari rumah sakit.
Tanasio bersyukur nyawanya tertolong. Ia mengatakan, alat tersebut bekerja begitu lama sampai baterainya habis.
"Mereka membutuhkannya di setiap rumah sakit. Karena jika Anda bisa membebaskan orang mereka bisa benar-benar melakukan pekerjaann yang perlu dilakukan saat CPR masih dilakukan, karena itulah yang mereka butuhkan," ujarnya.
Monash Medical Center diyakini sebagai satu-satunya rumah sakit di Australia yang memiliki perangkat tersebut
Lantas seperti apa Lucas 2 itu?
Lucas merupakan alat yang sangat mudah dengan tenaga baterai. Anda cukup mengoperasikannya dengan menekan tombol on/off sekitar 1 detik
Ketika lampu hijau menyala, Anda bisa mengatur posisi pompa untuk posisi yang pas ke pasien. Tekan tombol pause untuk menghentikan. Dan tekan tombol ketiga untuk melanjutkan. Tekanan pompoa di Lucas itu bergerak 8 kali dalam semenit.
Berdasarkan situsnya, Lucas 2 membantu pasien pertolongan pertama dengan memberikan tekanan di dada dan tak terputus pada pasien yang mengalami serangan jantung dadakan.
Dengan CPR ototamtis, tak perlu lagi memindahkan bantuan CPR setiap dua menit sekali. Tim penyalamat dibebaskan untuk fokus pada tugasnya seperti ventilasi, pengobatan, dan defibrilasi.
Lucas tak hanya bekerja di tempat kejadian dan ambulans, tapi juga bisa bergerak cepat ketika di ambulans. Ini sangat sulit dicapai jika menggunakan CPR manual. Selain itu, dengan Lucas tekanan dada konsisten.
(Mel/*)