Keperawanan menggambarkan kondisi wanita yang belum pernah melakukan hubungan seksual. Umumnya, keperawanan selalu dihubungkan dengan selaput dara wanita yang secara fisik menjadi buktinya. Tapi ada wanita yang aktif secara seksual tapi selaput daranya masih utuh.
Informasi yang beredar selama ini menyebutkan keperawanan hilang jika interaksi selaput dara menimbulkan bercak darah. Faktanya, tak ada `darah keperawanan`.
Wanita yang secara seksual tak terangsang atau berada di bawah tekanan psikologi, bisa mengeluarkan darah ketika berhubungan seks. Namun, jika wanita terangsang selama berhubungan seks dan tak memiliki tekanan apapun tak akan mengeluarkan bercak darah, meski itu untuk seks yang pertama kali.
"Jadi sangat jelas dan tak ada lagi keraguan masalah darah perawan hanya mitos saat bercinta untuk pertama kalinya," kata Ahli Andrologi dan Seksologi Prof Dr dr Wimpie Pangkahila, SpAnd, FAACS dalam abstraknya berjudul `Myths and Fact About Virginity` yang dikutip Liputan6.com, Jakarta, Selasa (20/8/2013).
Di Turki, dokter melakukan pemeriksaan keperawanan atas permintaan Turkish Medical Association. Selaput dara yang terkoyak bukan berarti wanita sudah melakukan hubungan seksual. Itu bisa terjadi karena penggunaan tampon atau masturbasi dengan memasukkan benda ke vagina.
Di sisi lain, selaput dara yang utuh bukan berarti wanita itu belum pernah melakukan hubungan seksual. Wanita mungkin aktif dengan segala aktivitas seksual seperti oral seks, kecuali hubungan intim.
Pada kasus tersebut, seks dengan cara tersebut memungkinkan selaput dara tetap utuh. Selaput dara tak hanya robek setelah melakukan hubungan seksual.
Dari pemeriksaan selaput dara dari 1.000 orang dewasa yang pernah mengalami seks vaginal menunjukkan kebanyakan tampilan selaput daranya robek tak menentu. Dengan demikian, status selaput dara tak berhubungan dengan tindakan seks.
(Mel/*)
Informasi yang beredar selama ini menyebutkan keperawanan hilang jika interaksi selaput dara menimbulkan bercak darah. Faktanya, tak ada `darah keperawanan`.
Wanita yang secara seksual tak terangsang atau berada di bawah tekanan psikologi, bisa mengeluarkan darah ketika berhubungan seks. Namun, jika wanita terangsang selama berhubungan seks dan tak memiliki tekanan apapun tak akan mengeluarkan bercak darah, meski itu untuk seks yang pertama kali.
"Jadi sangat jelas dan tak ada lagi keraguan masalah darah perawan hanya mitos saat bercinta untuk pertama kalinya," kata Ahli Andrologi dan Seksologi Prof Dr dr Wimpie Pangkahila, SpAnd, FAACS dalam abstraknya berjudul `Myths and Fact About Virginity` yang dikutip Liputan6.com, Jakarta, Selasa (20/8/2013).
Di Turki, dokter melakukan pemeriksaan keperawanan atas permintaan Turkish Medical Association. Selaput dara yang terkoyak bukan berarti wanita sudah melakukan hubungan seksual. Itu bisa terjadi karena penggunaan tampon atau masturbasi dengan memasukkan benda ke vagina.
Di sisi lain, selaput dara yang utuh bukan berarti wanita itu belum pernah melakukan hubungan seksual. Wanita mungkin aktif dengan segala aktivitas seksual seperti oral seks, kecuali hubungan intim.
Pada kasus tersebut, seks dengan cara tersebut memungkinkan selaput dara tetap utuh. Selaput dara tak hanya robek setelah melakukan hubungan seksual.
Dari pemeriksaan selaput dara dari 1.000 orang dewasa yang pernah mengalami seks vaginal menunjukkan kebanyakan tampilan selaput daranya robek tak menentu. Dengan demikian, status selaput dara tak berhubungan dengan tindakan seks.
(Mel/*)