Hidrosefalus dapat menyebabkan kepala penderitanya membesar dan ukurannya sangatlah abnormal. Banyak orang menyebutnya dengan istilah 'kepala air'. Penyakit ini timbul ketika kepala memuat cairan yang terlalu banyak. Orang tidak dapat mencegahnya. Namun, dengan mengetahui seluk beluk dari penyakit ini, mungkin dapat membantu melakukan perawatan diri.
Deskripsi
Seperti dilansir Mayo Clinic, Jumat (23/8/2013), hidrosefalus merupakan sebuah kondisi di mana terjadi penumpukan cairan dalam rongga (ventrikel) yang letaknya di dalam otak. Hal ini akan menyebabkan ukuran ventrikel membesar dan menimbulkan tekanan pada otak. Apabila tekanan terus meningkat, jaringan yang ada dalam otak dapat rusak dan dapat menimbulkan gangguan dalam fungsi otak. Kondisi ini dapat dialami oleh semua orang dan semua usia. Namun, hal ini lebih sering dialami oleh bayi dan orang tua. Bayi yang baru saja dilahirkan mungkin dapat mengalami hal ini sehingga mereka akan mengalami kecacatan dalam hal intelektual dan akan mengalami gangguan pada perkembangan fisik mereka. Sedangkan, pada orang tua, mereka akan mengalami penurunan yang signifikan dalam memori atau kemampuan berpikir lainnya. Bila Anda mengalami hal ini, Anda harus melakukan pengobatan dengan cepat. Pilihan pengobatan yang digunakan pun harus tepat. Bila tidak, hal ini dapat menimbulkan komplikasi yang lebih parah.
Gejala
Tanda dan gejala yang muncul akan berbeda-beda antara satu orang dengan yang lainnya. Hal ini bergantung pada usia dari penderita hidrosefalus.
1. Bayi
Berikut beberapa gejala yang akan timbul dan dirasakan oleh bayi yang sudah menderita hidrosefalus:
- Ukuran kepala berukuran sangat besar
- Ubun-ubun, yang terletak di bagian atas kepala, menggembung dan tegang
- Muntah
- Kejang
- Pola makan buruk
- Mudah marah
- Sering mengantuk
- Bola mata mengarah ke bawah
- Lemah, tidak ada kekuatan
2. Balita dan anak-anak
Di antara balita dan anak-anak, tanda dan gejala yang akan dialami, antara lain:
Baca Juga
- Kepala mengalami pembesaran yang abnormal
- Sakit kepala
- Mual dan muntah
- Demam
- Penglihatan kabur atau ganda
- Keseimbangan tubuh tidak stabil
- Koordinasi otot lemah
- Mudah marah
- Perubahan kepribadian
- Tidak nafsu makan
- Kejang
- Sering mengantuk
- Sulit bangun dari tidur
- Penurunan kinerja, terutama di sekolah
- Masalah dengan perhatian
- Kemampuan berjalan dan berbicara terganggu
3. Dewasa muda dan setengah baya
Tanda dan gejala yang umumnya dialami pada kelompok usia ini, antara lain:
Advertisement
- Sakit kepala
- Sulit bangun dari tidur
- Hilangnya koordinasi dan keseimbangan tubuh
- Lebih sering buang air kecil
- Gangguan penglihatan
- Penurunan memori, konsentrasi, dan kemampuan berpikir lainnya di mana hal ini dapat mempengaruhi kinerja
4. Orang dewasa
Orang yang berusia 60 tahun atau lebih akan mengalami tanda dan gejala seperti berikut ini:
- Lebih sering buang air kecil
- Kehilangan ingatan
- Hilangnya progresif pemikiran lain atau keterampilan penalaran
- Kesulitan berjalan, biasanya akan berjalan dengan menyeret kaki
- Koordinasi dan keseimbangan tubuh hilang
- Gerakan tubuh lebih lambat dari biasanya
Namun, ada beberapa tanda dan gejala lain yang mungkin akan Anda alami, seperti:
- Teriakan bernada tinggi
- Masalah dalam hal bernapas dan makan
- Muntah berulang
- Sulit untuk membungkuk dan memindahkan leher atau kepala
- Kejang
Penyebab
Hidrosefalus dapat terjadi akibat ketidakseimbangan antara banyak cairan serebrospinal yang diproduksi dengan yang diserap dalam aliran darah. Cairan tersebut diproduksi oleh jaringan yang melapisi ventrikel otak. Kemudian, cairan itu akan mengalir melalui ventrikel dan kemudian akan mengalir ke dalam ruang yang berada di sekitar otak dan tulang belakang. Setelah itu, cairan ini akan diserap terutama oleh pembuluh darah yang ada pada jaringan yang dekat dengan dasar otak. Cairan ini sangat berperan penting bagi otak sekaligus mempengaruhi fungsi dari otak. Peran itu antara lain:
- Menjaga berat otak sehingga memungkinkan otak mengapung dalam tengkorak
- Menjadi bantalan bagi otak yang dapat mencegah terjadinya cedera
- Menghilangkan produk limbah dari otak
- Mempertahankan tekanan konstan dalam otak dan mengkompensasi perubahan tekanan darah di otak
Penyakit hidrosefalus akan timbul ketika ventrikel menampung cairan yang terlalu banyak. Hal ini terjadi karena:
1. Gangguan aliran cairan serebrospinal
Bila cairan serebrospinal tidak mengalir dengan normal, hal ini akan menyebabkan cairan tersebut menumpuk dalam ventrikel. Normalnya, cairan ini akan mengalir dari satu ventrikel ke yang lain atau dari ventrikel ke ruang lain yang ada di sekitar otak.
2. Penyerapan yang buruk
Apabila pembuluh darah tidak dapat melakukan penyerapan cairan dengan benar, hal ini dapat menyebabkan hidrosefalus. Buruknya fungsi penyerapan dari pembuluh darah sering dikaitkan dnegan adanya peradangan pada jaringan otak akibat penyakit atau cedera.
3. Produksi cairan yang berlebihan
Penumpukan cairan serebrospinal dalam ventrikel dapat terjadi akibat cairan tersebut memang diproduksi dengan berlebihan. Sehingga, pembuluh darah tidak dapat menyerapnya lebih cepat. Akibatnya, cairan ini menumpuk dalam ventrikel.
Namun, faktor penyebab juga turut ditentukan oleh usia dari pengidapnya. Bayi yang baru lahir pun dapat mengalami hidrosefalus. Hal ini dapat terjadi akibat beberapa hal, seperti:
- Sistem saraf pusat tidak berkembang dengan normal. Hal ini akan menghambat aliran cairan dari tulang belakang dan otak
- Pendarahan dalam ventrikel di mana hal ini akan menyebabkan komplikasi seperti mengalami kelahiran prematur
- Infeksi pada rahim selama kehamila, seperti rubella dan sifilis. Hal ini dapat menyebabkan peradangan pada jaringan otak si janin
Selain itu, masih ada beberapa faktor lain yang turut berkontribusi terhadap hidrosefalus, misalnya:
- Adanya luka atau tumor pada otak atau sumsum tulang belakang
- Infeksi pada sistem saraf pusat, seperti meningitis bakteri atau gondongan
- Pendarahan di otak akibat stroke atau cedera pada kepala
- Cedera traumatis lainnya di mana hal itu mempengaruhi otak
Pengobatan
Pertama-tama dokter akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu untuk memastikan apakah Anda mengalami hidrosefalus atau tidak. Biasanya dokter akan melakukan beberapa jenis pemeriksaan seperti berikut ini:
1. Pemeriksaan neurologis
Jenis pemeriksaan ini akan disesuaikan dengan usida seseorang. Biasanya dokter hanya akan menguji reflek tubuh, kekuatan otot, gerakan dan fungsi mata, fungsi pendengaran, keseimbangan dan koordinasi tubuh.
2. Tes pencitraan
Tes pencitraan pada otak dapat menunjukkan apakah ada pembesaran ventrikel yang disebabkan oleh kelebihan cairan serebrospinal. Selain itu, jenis pemeriksaan ini juga digunakan untuk mengidentifikasi penyebab dari hidrosefalus yang Anda alami dan kondisi lain yang mungkin berkontribusi terhadap gejala. Berikut beberapa jenis tes pencitraan yang dapat Anda lakukan:
a. USG
Pada pemeriksaan ini, dokter menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk menghasilkan gambar dari otak Anda. Perangkat USG akan ditempatkan di bagian atas kepala Anda, tepatnya di bagian ubun-ubun. Dengan melakukan hal ini, dokter dapat mendeteksi hidrosefalus sebelum bayi dilahirkan.
b. Magnetic resonance imaging (MRI)
Dokter akan menggunakan gelombang radio dan medan magnet untuk menghasilkan gambar otak dalam bentuk tiga dimensi atau cross-sectional rinci dari otak Anda. Anda tidak akan merasa sakit ketika melakukan pemeriksaan ini hanya saja akan mengalami kebisingan karena alat ini mengeluarkan suaran yang menimbulkan kebisingan. Anda akan berbaring di kasur selama kurang lebih satu jam. Biasanya, Anda juga akan diberi obat penenang terlebih dahulu. Namun, ada beberapa rumah sakit yang sudah menggunakan versi cepat dari MRI yang hanya memakan waktu selama lima menit saja dan tidak membutuhkan adanya obat penenang.
c. Computerized tomography (CT)Â scan
Ini merupakan sebuah teknologi yang menggunakan sinar bertegangan tinggi, yaitu sinar-X. Sinar itu dapat menghasilkan gambar berupa penampang dari otak Anda. Jenis pemeriksaan ini juga tidak menimbulkan rasa sakit. Anda hanya memerlukan waktu selama 20 menit dan hanya berbaring diam di tempat tidur. Biasanya, pada anak-anak, dokter akan memberikan obat penenang terlebih dahulu.
Setelah melakukan pemeriksaan dan positif mengalami hifdrosefalus, dokter pasti akan merujuk Anda untuk melakukan pengobatan. Biasanya dokter akan menyuruh Anda untuk melakukan operasi. Itulah jenis pengobatan yang sering dilakukan oleh para penderitanya. Dengan melakukan operasi, tingkat cairan serebrospinal dalam otak akan kembali dan bertahan dalam tingkat yang normal. Ada dua jenis perawatan bedah yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit hidrosefalus, yakni:
d. Shunt
Ini merupakan pengobatan yang paling umum dilakukan untuk mengobati hidrosefalus. Dokter akan menyisipkan sistem drainase, yang disebut dengan istilah shunt, selama pembedahan. Bentuk dari alat ini menyerupai tabung panjang dan alat ini fleksibel dengan dilengkapi oleh katup yang dapat menjaga arah aliran cairan pada alur yang benar dan mempertahankan cairan pada tingkat yang tepat. Salah satu ujung pipa biasanya akan diletakkan di salah satu bagian ventrikel pada otak. Kemudian, tabung tersebut akan disambungkan ke bawah kulit hingga ke bagian lain dari tubuh. Hal ini dapat menyerap cairan serebrospindal dengan mudah, meskipun daerahnya sulit untuk dicapai, seperti pada perut atau ruang dalam hati. Orang yang mengalami hidrosefalus biasanya membutuhkan jenis pembedahan ini. Mereka akan melakukan hal ini selama hidup mereka dan dokter akan melakukan pemantauan rutin.
e. Ventriculostomy
Ventriculostomy adalah suatu prosedur pembedahan yang dapat digunakan untuk beberapa orang. Dalam prosedur ini, dokter akan menggunakan kamera yang dilengkapi oleh video kecil yang memungkinkan dokter untuk melihat bagian otak dengan jelas. Dokter juga akan membuat lubang pada bagian bawah dari salah satu ventrikel atau di antara ventrikel yang memungkinkan cairan serebrospinal mengalir dari otak.
Namun, kedua jenis pembedahan tersebut dapat menimbulkan komplikasi. Pembedahan shunt dapat menyebabkan cairan serebrospinal berhenti mengalir dan pengaturan drainase akan menjadi buruk karena adanya kerusakan mekanis, penyumbatan, atau infeksi. Sedangkan, lubang yang dibuat selama pembedahan ventriculostomy dapat menutup dengan sendirinya. Kedua jenis pembedahan tersebut juga tak luput dari kegagalan. Apabila pembedahan gagal dilakukan, Anda mungkin akan mengalami demam, cepat marah, sering mengantuk, mual dan muntah, sakit kepala, masalah pada penglihatan, warna kulit di sepanjang jalan dari tabung shunt menjadi kemerahan dan terasa sakit, perut yang ditanami oleh katup shunt terasa nyeri, dan gejala hidrosefalus dapat kambuh kembali.
Anda juga dapat melakukan beberapa hal untuk mencegah penyakit hidrosefalus, seperti:
- Jika sedang hamil, lakukanlah pemeriksaan dan perawatan kehamilan secara rutin. Dengan begitu, risiko persalinan prematur yang menempatkan bayi pada risiko hidrosefalus serta komplikasi lainnya dapat diminimalisir
- Melakukan vaksinasi. Lakukanlah hal ini dengan teratur karena dapat melindungi Anda dari penyakit menular. Selain itu, bila Anda mengalami luka, segera obati luka tersebut. Hal ini dapat mengurangi risiko munculnya penyakit lain yang terkait dengan hidrosefalus
- Mencegah cedera pada kepala. Anda dapat menggunakan peralatan keselamatan yang tepat, seperti menggunakan helm saat berkendara atau melakukan aktivitas yang membahayakan bagian kepala Anda. Selain itu, Anda juga harus menggunakan sabuk pengaman setiap menggunakan kendaraan bermotor. Sedangkan untuk anak-anak, Anda dapat menggunakan kursi keselamatan yang memang dikhususkan bagi anak-anak dan telah menyesuaikan ukuran dari anak Anda. Selain itu, Anda juga harus memastikan keamanan dari peralatan bagi anak Anda, seperti kereta dorong, tempat tidur, dan lain sebagainya.
(Mel)