Sayap ayam goreng memang disebut-sebut kurang sehat karena banyak kolesterol meski rasanya lezat. Untuk itulah, ibu hamil diminta tidak makan sayap ayam demi ukuran kelamin anak-anaknya.
Permintaan itu disampaikan kelompok penyayang binatang, People for the Ethical Treatment of Animals (PETA) kepada Drew Cerza, pendiri National Buffalo Wing Festival, di Buffalo, New York. PETA menyarankan agar Cerza melarang ibu hamil ikut kontes makan sayap ayam. Apa alasannya?
Seperti dikutip MedicalDaily, Rabu (28/8/2013), sebuah penelitian menyatakan, wanita yang mengonsumsi produk ayam saat hamil bisa melahirkan anak laki-laki dengan ukuran penis di bawah rata-rata.
"Wanita hamil mungkin ingin berpikir dua kali sebelum mengunyah sayap ayam atau anak-anak mereka menjadi pendek," kata Lindsay Rajt, Associate Director PETA dalam pernyataannya.
"Ayam mungkin binatang kecil, tapi mereka menderita sebelum sayap mereka dipotong untuk kontes bodoh," katanya menambahkan.
Rajt merunjuk pada sebuah studi tahun 2008 yang dilakukan oleh US National Institute of Environmental Health Sciences. Penelitian multicenter itu dilakukan klinik prenatal dengan memeriksa kesehatan yang berhubungan dengan senyawa kimia yang dikenal sebagai phthalates.
Phthalates hadir dalam berbagai produk konsumen termasuk pestisida dan plastik yang diketahui mengkontaminasi makanan. Tes berlari pada tikus laboratorium menunjukkan, paparan phthalates menghambat perkembangan alat kelamin.
"Perubahan ini terjadi pada bayi lelaki, yang berhubungan dengan paparan pralahir dengan metabolit yang sama dengan phthalate yang menyebabkan perubahan serupa pada tikus jantan, ini menunjukkan bahwa phthalates bisa berpengaruh ke manusia.
(Mel/*)
Permintaan itu disampaikan kelompok penyayang binatang, People for the Ethical Treatment of Animals (PETA) kepada Drew Cerza, pendiri National Buffalo Wing Festival, di Buffalo, New York. PETA menyarankan agar Cerza melarang ibu hamil ikut kontes makan sayap ayam. Apa alasannya?
Seperti dikutip MedicalDaily, Rabu (28/8/2013), sebuah penelitian menyatakan, wanita yang mengonsumsi produk ayam saat hamil bisa melahirkan anak laki-laki dengan ukuran penis di bawah rata-rata.
"Wanita hamil mungkin ingin berpikir dua kali sebelum mengunyah sayap ayam atau anak-anak mereka menjadi pendek," kata Lindsay Rajt, Associate Director PETA dalam pernyataannya.
"Ayam mungkin binatang kecil, tapi mereka menderita sebelum sayap mereka dipotong untuk kontes bodoh," katanya menambahkan.
Rajt merunjuk pada sebuah studi tahun 2008 yang dilakukan oleh US National Institute of Environmental Health Sciences. Penelitian multicenter itu dilakukan klinik prenatal dengan memeriksa kesehatan yang berhubungan dengan senyawa kimia yang dikenal sebagai phthalates.
Phthalates hadir dalam berbagai produk konsumen termasuk pestisida dan plastik yang diketahui mengkontaminasi makanan. Tes berlari pada tikus laboratorium menunjukkan, paparan phthalates menghambat perkembangan alat kelamin.
"Perubahan ini terjadi pada bayi lelaki, yang berhubungan dengan paparan pralahir dengan metabolit yang sama dengan phthalate yang menyebabkan perubahan serupa pada tikus jantan, ini menunjukkan bahwa phthalates bisa berpengaruh ke manusia.
(Mel/*)