Sukses

Akibat Tekanan Sosial Para Wanita Taiwan Bekukan Indung Telur

Professor of social work di National Taipei University mengatakan tekanan sosial menyebabkan perempuan menunda menikah dan memulai keluarga.

Pembekuan indung telur wanita di Taiwan mengalami peningkatan. Demi peningkatan karir dan belum siap memulai sebuah keluarga menjadi alasan mereka melakukan hal ini.

Professor of social work di National Taipei University mengatakan tekanan sosial menyebabkan perempuan menunda menikah dan memulai keluarga dikutip Emirates, Senin (2/9/2013).

"Perempuan bekerja di dua pekerjaan, kantor dan rumah. Mencari uang di pekerjaannya dan ketika kembali ke rumah, mereka mengurus anak-anak dan berurusan dengan mertua. Tekanan ini menjadi penyebab para wanita memilih membekukan indung telur mereka," ujarnya.

Wanita di Taiwan memiliki peranan besar dalam dunia kerja, masalah ekonomi membuat mereka lebih memprioritaskan pekerjaan dibandingkan pernikahan dan menjadi ibu.

Linn Kuo, wanita berusia 34 tahun misalnya dengan alasan tidak yakin menikah memilih membekukan sel telurnya dalam tiga tahun terakhir.

"Saya lakukan ini karena kemungkinan untuk menikah masih sangatlah lama, dan saya belum siap," ujarnya.

Namun, setelah ibunya meninggal Kuo baru menyadari pentingnya memiliki dukungan dari anak-anak di kemudian hari .

Director e-Stork Reproduction Centre, di kota Hsinchu, Lai Hsing-hua mengatakan banyak pasien yang meminta donor telur. "Itulah mengapa kami menggabungkan fertilisasi in-vitro mencegah mereka menggunakan telur lain," ungkapnya.

Klinik itu mendapat panggilan lebih dari 100 telepon sebulan bertanya tentang pembekuan telur. Lai Hsing Hua menangani lebih dari 70 kasus pada 2011 dan tahun ini meningkat lebih dari 40 kasus ditemukan dalam enam bulan pertama. Proses pembekuan indung telur hanya berlangsung sekitar 20 menit.

(Mia/Abd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.