Sukses

Makanan Berlabel `Rendah Lemak` Kadang Membohongi Konsumen

Yoghurt rendah lemak atau bebas lemak sekali pun, justru dapat menyebabkan seseorang menjadi kegemukkan.

Pelaku diet biasanya lebih memilih camilan  rendah lemak karena dianggap paling menyehatkan. Jangan salah, ternyata makanan berlabel 'rendah lemak' tidak selama menyehatkan, tapi kadang menyesatkan.

Para peneliti yang berada di balik proyek gizi senilai US$ 40 juta (Rp 450 miliar) menyebutkan, yoghurt rendah lemak atau bebas lemak sekali pun, justru dapat menyebabkan seseorang menjadi kegemukan.

Gary Taube dan Dr Peter Attia dari Nutrition Science Initiative berpendapat, bahwa gula dan aditif yang ditambahkan untuk menghilangkan lemak yang ada, ternyata menyimpan sebuah dorongan resistensi insulin, suatu penyebab seseorang menjadi obesitas.

Kecenderungan seperti ini, berlaku untuk semua jenis pilihan makanan berlabelkan rendah lemak. Mulai dari sarapan seperti sereal, salad, yang semuanya dianggap lebih sehat daripada versi klasiknya.

"Yoghurt rendah lemak organik, yang katanya mengandung raspberry, peach, aprikot, sebenarnya tidak ada itu semua di dalamnya," kata Dr Attia, saat berbicara di Stanford University tahun lalu, seperti dilansir Daily Mail, Selasa (3/9/2013)

"Yoghurt itu bahkan tidak memiliki cukup berry untuk mewarnai yoghurt, sehingga para pembuat menambahkan pewarna dari rasa dan gula," tambah dia.

Attia pun menambahkan, jika Anda sering melihat beberapa jenis makanan berlabelkan 'rendah lemak' di setiap kemasannya, itu pertanda Anda untuk segera menghindari makanan itu.

"Meskipun banyak mengikuti diet sesuai rekomendasi, seperti mengurangi asupan lemak, buktinya masyarakat Amerika semakin banyak yang gemuk," jelas Attia.

(Adt/Igw/*)
Video Terkini