Sukses

Demi Punya Anak Pasangan Dituntut 6 Kali ML Setiap Hari

EA, seorang pria Bosnia di Malaysia menggugat mantan pacarnya karena menyalahgunakan spermanya demi memiliki anak.

Seorang pria Bosnia berinisial EA di Malaysia menggugat mantan pacarnya. Si pria menuduh mantan kekasihnya itu menjadikan spermanya sebagai `alat` agar bisa mempunyai anak dengan gen Eropa darinya.

EA mengajukan gugatan ke Pengadilan Tinggi Registry pada Jumat seperti dikutip TheStar, Rabu (4/9/2013). Dalam pernyataannya, pria berusia 41 tahun yang merupakan direktur komersial di perusahaan terbatas mengatakan, keduanya telah hidup bersama dan dikaruniai bayi laki-laki yang lahir 7 Februari 2010.

Dia berharap hubungannya dengan wanita berusia 29 tahun itu melangkah ke jenjang pernikahan. Namun, tampaknya sang wanita tak membalas perasaannya dan hubungannya buruk.

Usai kelahiran putra pertama keduanya, EA menduga mantan kekasihnya itu terus mencari kesalahannya dan bertengkar dengannya, menciptakan lingkungan yang keras dan tidak harmonis.

2 dari 2 halaman

Sehari Menuntut 6 Kali Seks

EA yang juga seorang konsultan bisnis untuk beberapa perusahaan sejak 1995 itu mengklaim, ia akhirnya menyadari bahwa hasrat seksual sang wanita serta sikap dominan terhadap dirinya melewati batas normal.

Mantan kekasihnya itu dalam sehari menuntut berhubungan seks enam kali, selama kurang lebih satu jam untuk sekali berhubungan.

Ia juga mengakui, mantan kekasihnya itu terus mengancam bunuh diri jika keinginan seksualnya tak terpenuhi atau jika EA meninggalkannya.

Pada 3 September tahun lalu, lanjut Ervin, mantan kekasihnya itu melakukan kekerasan dan menikam lengan kirinya. Pada suatu saat dirinya merasa terhina, trauma, dan stres, sangat terkejut karena mantannya itu mengusirnya dari rumah dan melarang melihat anaknya.

Usai kejadian tersebut, EA menghubungi mantan kekasihnya untuk berdamai demi kepentingan putranya. Tapi, sang wanita mengatakan EA hanya sebagai `alat` dan menginginkan spermanya untuk memiliki keturunan yang lebih baik.

Penggugat akhirnya meminta kompensasi sebesar RM 600 ribu atau Rp 2 miliar karena tergugat menggunakan spermanya untuk mendapatkan anak dengan cara yang kasar.

(Mel/*)