Anak kembar biasanya didapat oleh pasangan yang sudah membawa gen dari orangtua atau leluhurnya. Namun sekarang, tanpa `gen kembar` pun tiap pasangan bisa mendapatkan anak kembar dengan program inseminasi.
Meski kelihatannya menyenangkan, memiliki anak kembar tidak disarankan. Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Rumah Sakit Omni Pulomas, Sub Spesialis Fertilitas dan Hormon Reproduksi, dr. Caroline Tirtajasa, Sp.OG (K) menyebutkan bahwa program `pembuatan` bayi kembar dengan inseminasi tidak baik untuk ibu dan anak.
"Salah sebenarnya untuk yang ingin punya anak kembar," ujar dokter kelahiran 22 Desember 1970 ini. Menurut Croline, Hamil kembar biasanya berisiko bakal lahir prematur sehingga kemungkinan untuk lahir normal sangat kecil.
Kelahiran prematur menjadi perhatian karena bila lahir dengan cara demikian, bayi pasti perlu perawatan yang intensif dan serius. Ini karena pertumbuhan organ tubuh pada bayi prematur biasanya belum sempurna.
Seperti misalnya yang terjadi pada kasus bayi kembar lima dari pasangan Bagus Bagus Prasnawira (37) dan Ernita Fentrikanan (31). Kelima bayi ini harus dirawat dalam inkubator khusus. Sayang, perawatan intensif ini tidak terlalu menolong sehingga bayi-bayi ini meninggal seminggu usai lahir secara berturutan.
(Mia/Abd)
Meski kelihatannya menyenangkan, memiliki anak kembar tidak disarankan. Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Rumah Sakit Omni Pulomas, Sub Spesialis Fertilitas dan Hormon Reproduksi, dr. Caroline Tirtajasa, Sp.OG (K) menyebutkan bahwa program `pembuatan` bayi kembar dengan inseminasi tidak baik untuk ibu dan anak.
"Salah sebenarnya untuk yang ingin punya anak kembar," ujar dokter kelahiran 22 Desember 1970 ini. Menurut Croline, Hamil kembar biasanya berisiko bakal lahir prematur sehingga kemungkinan untuk lahir normal sangat kecil.
Kelahiran prematur menjadi perhatian karena bila lahir dengan cara demikian, bayi pasti perlu perawatan yang intensif dan serius. Ini karena pertumbuhan organ tubuh pada bayi prematur biasanya belum sempurna.
Seperti misalnya yang terjadi pada kasus bayi kembar lima dari pasangan Bagus Bagus Prasnawira (37) dan Ernita Fentrikanan (31). Kelima bayi ini harus dirawat dalam inkubator khusus. Sayang, perawatan intensif ini tidak terlalu menolong sehingga bayi-bayi ini meninggal seminggu usai lahir secara berturutan.
(Mia/Abd)