Bermain bukan hanya bisa membuat anak kreatif dan cerdas. Tapi juga melatih jiwa kepemimpinan dalam diri anak.
Begitu disampaikan oleh psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani, Spsi, M.Si. Menurutnya bergerak atau bermain itu merupakan proses kinestetik anak dalam melatih intelegensia yang penting bagi calon pemimpin masa depan.
"Dengan bermain, berarti akan ada stimulasi kinestetik yang bisa memicu kecerdasan. Selain itu, anak juga akan menemui konflik. Misalnya kita bisa lihat bagaimana sikapnya ketika ada teman yang malas main, bagaimana membujuknya. Atau ada anak yang marah, kita bisa lihat bagaimana ia menyelesaikan masalah. Bermain akan meningkatkan kecerdasan sensitifitas dan membuatnya belajar untuk tidak jadi egois," tutur Nina, sapaan akrabnya.
Aktivitas ini juga disebut Nina bisa menumbuhkann jiwa kepemimpinnan. Kenapa? Karena dengan ia berinteraksi dengan temannya, berarti ia belajar sesuatu.
"Ada beda fungsi anak yang bermain. Anak yang main dengan temannya yang lebih tua, ia akan belajar mengikuti, tunduk pada aturan. Sedangkan jika anak bermain dengan temannya yang lebih muda, ia akan belajar mengarahkan, mengasuh dan menenangkan. Dan jika anak bermain dengan anak seusianya, fungsi bermain akan bergantian," ungkap Nina, ditulis Minggu (8/9/2013).
Nina menyontohkan, misalnya ketika anak bermain tap benteng, anak yang bermain dengan seusianya, ia bukan hanya belajar untuk jadi pemimpin tapi juga bisa sebagai pengikut.
"Maka itu ayo ajak anak-anak bermain di luar, dan hargai keunikan negara kita. Ada banyak permainan tradisional yang ada di negara kita," tambahnya.
(Fit/Abd/*)
Baca Juga:
Daftar Permainan Anak Indonesia yang Kini Terlupakan
9 Acara TV yang Dianggap Mendidik Anak-anak Indonesia
Begitu disampaikan oleh psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani, Spsi, M.Si. Menurutnya bergerak atau bermain itu merupakan proses kinestetik anak dalam melatih intelegensia yang penting bagi calon pemimpin masa depan.
"Dengan bermain, berarti akan ada stimulasi kinestetik yang bisa memicu kecerdasan. Selain itu, anak juga akan menemui konflik. Misalnya kita bisa lihat bagaimana sikapnya ketika ada teman yang malas main, bagaimana membujuknya. Atau ada anak yang marah, kita bisa lihat bagaimana ia menyelesaikan masalah. Bermain akan meningkatkan kecerdasan sensitifitas dan membuatnya belajar untuk tidak jadi egois," tutur Nina, sapaan akrabnya.
Aktivitas ini juga disebut Nina bisa menumbuhkann jiwa kepemimpinnan. Kenapa? Karena dengan ia berinteraksi dengan temannya, berarti ia belajar sesuatu.
"Ada beda fungsi anak yang bermain. Anak yang main dengan temannya yang lebih tua, ia akan belajar mengikuti, tunduk pada aturan. Sedangkan jika anak bermain dengan temannya yang lebih muda, ia akan belajar mengarahkan, mengasuh dan menenangkan. Dan jika anak bermain dengan anak seusianya, fungsi bermain akan bergantian," ungkap Nina, ditulis Minggu (8/9/2013).
Nina menyontohkan, misalnya ketika anak bermain tap benteng, anak yang bermain dengan seusianya, ia bukan hanya belajar untuk jadi pemimpin tapi juga bisa sebagai pengikut.
"Maka itu ayo ajak anak-anak bermain di luar, dan hargai keunikan negara kita. Ada banyak permainan tradisional yang ada di negara kita," tambahnya.
(Fit/Abd/*)
Baca Juga:
Daftar Permainan Anak Indonesia yang Kini Terlupakan
9 Acara TV yang Dianggap Mendidik Anak-anak Indonesia