Sarah Colwill (38) terkaget-kaget usai bangun tidur. Aksen Inggrisnya berganti menjadi aksen orang China. Kejadian berlangsung pada 2010 ketika dirawat di rumah sakit karena migrain yang intens.
Tak hanya Colwill, dokter pun sampai menggaruk-garuk kepalanya melihat yang terjadi pada pasiennya. Ternyata apa yang dialami Colwill karena efek samping dari kondisi neurologi langka yang disebut Foreign Accent Syndrome (Sindrom Aksen Asing/SAS).
Colwill merupakan satu dari 150 kasus yang pernah mengalami SAS. Kondisi tersebut paling sering disebabkan oleh kerusakan otak karena stroke taua cedera otak traumatis.
Sebuah film dokumenter BBC `The Woman Who Woke Up Chinese` menceritakan kehidupoan Colwill dengan suara asieng.
"Ini mengerikan," kata Colwill sambil berlinang air mata di adegan pembuka film dokumenter yang dikutip Huffington Post, Jumat (6/9/2013).
"Anda bahkan tidak tahu siapa diri Anda... Ini seperti Anda terjebak dalam diri Anda sendiri," kata Colwill.
Gejala yang dialami Colwill tak hanya soal aksen, ia juga melupakan berbagai kosakata Bahasa Inggris dan fisiknya terasa sakit ketika menulis Bahasa Inggris.
Dalam film dokumenter itu juga diceritakan Colwill$ begitu senang ketika bertemu dengan sesama penderita SAS, Kay Russel (52), yang mengalami migrain mengerikan dan membuatnya beraksen Prancis. Padahal, sebelumnya aksen bicara Russel Inggris.
"Anda merasa begitu sendirian sehingga ketika seseorang muncul dan berkata `sebenarnya saya memilikinya," kata Colwill.
"Mereka terdengar asing dan mereka harus berurusan dengan cara yang sama seperti saya," ujarnya.
Sementara itu, menurut Redaktur Kesehatan di NBC, Dr Nancy Snyderman, saat ini belum ada obat untuk SAS. Satu petunjuk yang bisa membantu ilmuwan memahami kondisinya dari migrain. Colwill mengatakan, ia bisa sebulan 10 kali mengalami migrain. Russel juga menderita sakit kepala mengerikan selama bertahun-tahun.
Dalam beberapa tahun terakhir sudah terjadi beberapa kasus yang sama. Pada 2012, seorang Inggris, Alun Morgan, bangun dari stroke dan menemukan ia fasih berbicara bahasa Welsh, meskipun ia tak pernah belajar bahasa tersebut.
Pada Juni, seorang wanita Australia berbicara tentang perjuangan hidupnya dengan FAS selama 8 tahun. Ia mengembangkan aksen Prancis setelah kecelakaan punggung yang membuat punggung dan rahangnya patah.
(Mel/*)
Tak hanya Colwill, dokter pun sampai menggaruk-garuk kepalanya melihat yang terjadi pada pasiennya. Ternyata apa yang dialami Colwill karena efek samping dari kondisi neurologi langka yang disebut Foreign Accent Syndrome (Sindrom Aksen Asing/SAS).
Colwill merupakan satu dari 150 kasus yang pernah mengalami SAS. Kondisi tersebut paling sering disebabkan oleh kerusakan otak karena stroke taua cedera otak traumatis.
Sebuah film dokumenter BBC `The Woman Who Woke Up Chinese` menceritakan kehidupoan Colwill dengan suara asieng.
"Ini mengerikan," kata Colwill sambil berlinang air mata di adegan pembuka film dokumenter yang dikutip Huffington Post, Jumat (6/9/2013).
"Anda bahkan tidak tahu siapa diri Anda... Ini seperti Anda terjebak dalam diri Anda sendiri," kata Colwill.
Gejala yang dialami Colwill tak hanya soal aksen, ia juga melupakan berbagai kosakata Bahasa Inggris dan fisiknya terasa sakit ketika menulis Bahasa Inggris.
Dalam film dokumenter itu juga diceritakan Colwill$ begitu senang ketika bertemu dengan sesama penderita SAS, Kay Russel (52), yang mengalami migrain mengerikan dan membuatnya beraksen Prancis. Padahal, sebelumnya aksen bicara Russel Inggris.
"Anda merasa begitu sendirian sehingga ketika seseorang muncul dan berkata `sebenarnya saya memilikinya," kata Colwill.
"Mereka terdengar asing dan mereka harus berurusan dengan cara yang sama seperti saya," ujarnya.
Sementara itu, menurut Redaktur Kesehatan di NBC, Dr Nancy Snyderman, saat ini belum ada obat untuk SAS. Satu petunjuk yang bisa membantu ilmuwan memahami kondisinya dari migrain. Colwill mengatakan, ia bisa sebulan 10 kali mengalami migrain. Russel juga menderita sakit kepala mengerikan selama bertahun-tahun.
Dalam beberapa tahun terakhir sudah terjadi beberapa kasus yang sama. Pada 2012, seorang Inggris, Alun Morgan, bangun dari stroke dan menemukan ia fasih berbicara bahasa Welsh, meskipun ia tak pernah belajar bahasa tersebut.
Pada Juni, seorang wanita Australia berbicara tentang perjuangan hidupnya dengan FAS selama 8 tahun. Ia mengembangkan aksen Prancis setelah kecelakaan punggung yang membuat punggung dan rahangnya patah.
(Mel/*)