Pria yang mengetahui dirinya menderita Disfungsi Ereksi (DE), jangan pernah ragu untuk berobat ke dokter. Sekarang, sudah banyak pilihan untuk mengobati penyakit yang paling ditakuti banyak pria itu.
Berikut ini pilihan pengobatan bagi penderita DE, seperti yang diutarakan Ahli Urologi Rumah Sakit ASRI, dr. Ponco Birowo, SpU, PhD, dalam acara Pasien Disfungsi Ereksi (DE) Kini Mempunyai Harapan Sembuh Tanpa Obat', Kamis (5/9/2013)
Lini I :
   Konseling
   Terapi oral
   Gunakan vacum constraction device (pompa vakum)
Untuk pompa vakum, pria memang akan mengalami ereksi, istilah kasarnya, penis dipaksa untuk ereksi. Kerugiannya pria suka merasakan nyeri bila dirinya ereksi.
"Karena dia setelah dikembangkan harus dijepit penisnya . terkadang akan terasa seperti kesemutan," kata Ponco Birowo, kepada tim Health Liputan6.com, ditulis Jumat (6/9/2013)
Lini II
   Terapi gunakan injeksi intra kavernosum (ICI).
Ponco Birowo mengatakan, pria yang menjalani terapi ini ereksinya akan relatif normal. Pria tidak akan dijepit, karena pria hanya akan disuntik. Kerugiannya, tidak semua pria dapat melakukan terapi lini II ini, karena belum tentu semuanya sanggup untuk disuntik.
Lini III
   Bedah phrotesa (penile implants)
Kelebihan dari bedah satu ini adalah tehnik bedahnya sederhana, tidak ada bagian yang dipindah, biaya pun tidak terlalu mahal, dan tingkat keberhasilannya 70 sampai 80 persen.
Negatifnya, pria akan mengalami ereksi terus sepanjang waktu, berisiko infeksi, dan dapat melukai atau mengubah erection bodies, serta dapat menyebabkan nyeri.
Terapi DE terkini
   Hydrogen Sulfide
   LI-ESWT
   Gene terapi
Low Intensity Extracorporel Shockwave Therapy atau biasa disebut dengan terapi kejut adalah alat yang ditempel di sekitar penis, dan ditembakkan dengan menggunakan gelombang intensitas rendah.
Sedangkan terapi gen, merupakan transfer gen yang melibatkan transfer genetik ke sel target atau jaringan dengan menggunakan virus atau metode non viral lainnya.
(Adt/Mel)
Berikut ini pilihan pengobatan bagi penderita DE, seperti yang diutarakan Ahli Urologi Rumah Sakit ASRI, dr. Ponco Birowo, SpU, PhD, dalam acara Pasien Disfungsi Ereksi (DE) Kini Mempunyai Harapan Sembuh Tanpa Obat', Kamis (5/9/2013)
Lini I :
   Konseling
   Terapi oral
   Gunakan vacum constraction device (pompa vakum)
Untuk pompa vakum, pria memang akan mengalami ereksi, istilah kasarnya, penis dipaksa untuk ereksi. Kerugiannya pria suka merasakan nyeri bila dirinya ereksi.
"Karena dia setelah dikembangkan harus dijepit penisnya . terkadang akan terasa seperti kesemutan," kata Ponco Birowo, kepada tim Health Liputan6.com, ditulis Jumat (6/9/2013)
Lini II
   Terapi gunakan injeksi intra kavernosum (ICI).
Ponco Birowo mengatakan, pria yang menjalani terapi ini ereksinya akan relatif normal. Pria tidak akan dijepit, karena pria hanya akan disuntik. Kerugiannya, tidak semua pria dapat melakukan terapi lini II ini, karena belum tentu semuanya sanggup untuk disuntik.
Lini III
   Bedah phrotesa (penile implants)
Kelebihan dari bedah satu ini adalah tehnik bedahnya sederhana, tidak ada bagian yang dipindah, biaya pun tidak terlalu mahal, dan tingkat keberhasilannya 70 sampai 80 persen.
Negatifnya, pria akan mengalami ereksi terus sepanjang waktu, berisiko infeksi, dan dapat melukai atau mengubah erection bodies, serta dapat menyebabkan nyeri.
Terapi DE terkini
   Hydrogen Sulfide
   LI-ESWT
   Gene terapi
Low Intensity Extracorporel Shockwave Therapy atau biasa disebut dengan terapi kejut adalah alat yang ditempel di sekitar penis, dan ditembakkan dengan menggunakan gelombang intensitas rendah.
Sedangkan terapi gen, merupakan transfer gen yang melibatkan transfer genetik ke sel target atau jaringan dengan menggunakan virus atau metode non viral lainnya.
(Adt/Mel)