Sejak kisah ini diberitakan, bantuan mengalir bagi cucunya yang yatim piatu. Para dermawan yang tersentuh dengan perjuangan Ketut Sadri seorang nenek renta yang berjuang untuk cucunya, akhirnya mengulurkan tangan.
Mereka pun berdatangan ke rumah sakit di mana bocah busung lapar itu dirawat. Ketut Sadri membawa cucunya menumpang angkot dari Karangasem ke Denpasar, Bali hanya berbekal uang 40.000 rupiah saja. Semua demi perawatan terbaik bagi Wayan Kepyar, cucunya yang menderita busung lapar.
Kini sang nenek tidak sendri menanggung bebannya. Bantuan mulai mengalir. Senyum terkembang di wajah si kecil, Wayan Kepyar yang bermain mobl-mobilan pemberian donatur. Mainan ini suatu kemewahan bagi balita yang hidup serba kekurangan di kampung. "Nggak punya orangtua kasihan. Kita ibu-ibu semua merasa tersentuh, karena mereka peru dibantu," ujar Dayu Ari, sala satu donatur.
Sejak ditingga mati kedua orangtuanya di usia satu tahun, Wayan dirawat seorang nenek yang seorang buruh ladang. Apa daya kendati terus bekerja di usia senjanya, sang nenek belum mampu memenuhi asupan gizi cucunya.
Akibatnya di usia Wayan yang menginjak lima tahun bobotnya hanya 10 kg. Bahkan sebelumnya pernah 5 kg saja. Namun, kasih sayang nenek tidak pernah bertepi. Kini perlahan kondisi Wayan membaik setelah sepuluh hari dirawat di rumah sakit.
(Abd)
Mereka pun berdatangan ke rumah sakit di mana bocah busung lapar itu dirawat. Ketut Sadri membawa cucunya menumpang angkot dari Karangasem ke Denpasar, Bali hanya berbekal uang 40.000 rupiah saja. Semua demi perawatan terbaik bagi Wayan Kepyar, cucunya yang menderita busung lapar.
Kini sang nenek tidak sendri menanggung bebannya. Bantuan mulai mengalir. Senyum terkembang di wajah si kecil, Wayan Kepyar yang bermain mobl-mobilan pemberian donatur. Mainan ini suatu kemewahan bagi balita yang hidup serba kekurangan di kampung. "Nggak punya orangtua kasihan. Kita ibu-ibu semua merasa tersentuh, karena mereka peru dibantu," ujar Dayu Ari, sala satu donatur.
Sejak ditingga mati kedua orangtuanya di usia satu tahun, Wayan dirawat seorang nenek yang seorang buruh ladang. Apa daya kendati terus bekerja di usia senjanya, sang nenek belum mampu memenuhi asupan gizi cucunya.
Akibatnya di usia Wayan yang menginjak lima tahun bobotnya hanya 10 kg. Bahkan sebelumnya pernah 5 kg saja. Namun, kasih sayang nenek tidak pernah bertepi. Kini perlahan kondisi Wayan membaik setelah sepuluh hari dirawat di rumah sakit.
(Abd)