Sukses

dr Ponco Birowo, Tak Pernah Jijik dengan Urusan Kelamin

"Kalau dokter sudah nggak merasakan jijik lagi, karena sudah terbiasa. Tujuannya kan, buat menolong orang lain," kata dr. Ponco Birowo

Sebagai dokter yang senantiasa berurusan dengan kelamin pria, tidak pernah sekalipun terlintas di benak dr. Ponco Birowo SpU, PhD, merasakan jijik ketika melakukan tugasnya itu. Karena menurut dia, itu adalah kewajiban yang harus dijalani, dan sudah merupakan `konsekuensi` yang harus dilalui.

"Kalau dokter sudah nggak merasakan jijik lagi, karena sudah terbiasa. Tujuannya kan, buat menolong orang lain," kata dr Ponco Birowo, saat diwawancarai tim Health Liputan6.com, Rabu (11/9/2013)

Dokter tampan yang senantiasa melakukan praktik di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan Rumah Sakit ASRI Jakarta ini, mengatakan, awal mulanya memilih ilmu ini karena menurut dia ilmu mengenai disfungsi ereksi (DE) dan ejakulasi dini (ED) ini dirasa cukup menarik oleh dia.

"Ini adalah suatu bidang yang terlihat tidak penting, tapi sebenarnya ini sangatlah penting," kata pria yang menamatkan pendidikan S3 bidang Ejakulasi Prematur di Jerman.

Selain itu, ilmu urologi yang ditekuni membuat dia tertantang, karena selalu menggunakan alat dengan tekhnologi yang sangat canggih. Karena, alat-alat yang biasa digunakan sangatlah mahal dan cukup sulit, dan memerlukan keahlian khusus untuk melakukannya.

"Perlu diingat juga, awal mula saya memilih ini karena belum banyak orang yang meneliti bidang ini. Bidang ini cukup sulit untuk diteliti," terang dia.

Memeriksakan kondisi

Bagi pria yang ingin memeriksakan dirinya, apakah dia mengalami Disfungsi Ereksi (DE) atau tidak, ada baiknya untuk datang ke dokter setelah dirinya menikah, jangan sebelum menikah.

Bila sudah menikah, para pria dapat mencegah agar dirinya tidak terkena DE dengan rutin berolahraga dan melakukan hubungan seksual.

Menurut Ponco Birowo, ketika penis berereksi, maka aliran oksigen di penis akan berekasi sama dengan apa yang berada di arteri

Selain itu, seorang pria pun harus mengubah gaya hidupnya, jangan sampai tidak menjaga diri, terlalu banyak makanan berkolesterol, dan berujung pada darah tinggi.

"Inilah yang pada akhirnya menyebabkan seorang pria terkena Disfungsi Ereksi," kata dia.

Mimpi basah

Bila Anda seorang pria belum juga mengalami mimpi basah sampai usia 20 tahun, segeralah memeriksakan diri ke dokter spesialis urologi. Karena menurut dr. Ponco Birowo, bisa saja pria itu memiliki kadar hormon dalam tubuh yang sangat rendah.

Bila ia memberanikan diri memeriksakan diri ke dokter, maka Ponco Birowo dan tim akan memberikannya hormon testosteron.

"Dikasihnya kalau tidak melalui suntukkan, diminum, atau dioles. Dengan begitu, hormonnya pun akan normal kembali," terang dia.

Panjang penis pria Indonesia rata-rata 9 cm

Ukuran rata-rata penis pria di Indonesia tidak lebih dari 10 cm. Bila ada yang lebih panjang, hanya segelintir orang yang memilikinya, dan itu pun tidak terlalu normal. Jangan pernah merasa bahwa penis Anda kekecilan, karena puas atau tidaknya pasangan, kembali ke diri masing-masing.

"Maksimal rata-rata penis pria Indonesia 9 cm. Jangan pernah ngerasa ini kekecilan atau apa. Itu kan, kembali ke pasangan masing-masing. Kalau merasa sudah cukup, ya jangan diperbesar," kata Ahli Urologi Rumah Sakit ASRI ini.

Untuk pria yang gemar menonton film porno, Ponco Birowo mengimbau jangan pernah berpikir ingin memiliki ukuran penis yang sama seperti pemain pria yang ada di dalam video itu. Bila terlalu memikirkan hal ini, berakibat pria akan menderita Disfungsi Ereksi (DE) yang disebabkan psikogenik.

"Itu yang ada di film porno, sebenarnya pemerannya bukanlah orang-orang yang normal. Dari ukuran penis, dan lamanya dia berhubungan seks, itu semua tidak ada yang normal," tambah Ponco.

Menurut penelitian di Jerman, lanjut Ponco, lamanya berhubungan seksual seperti yang ada di film porno itu tidak sesuai dengan apa yang dilihat.

Ketika dites, banyak yang menjawab mampu berhubungan seks selama 20 menit lamanya. Padahal kalau dihitung dengan benar, tidak sampai selama itu.

"Kalau diukur menggunakan stopwatch, itu tidak sampai 10 menit, lho. Jadi, ada persepsi yang berbeda dari apa yang dipikirkan dengan kenyataan," tutup Ponco.

Biodata

Nama: dr Ponco Birowo, SpU, PhD

Tempat dan Tanggal Lahir: Bogor, 5 November 1972

Status: Menikah dan memiliki 3 orang anak

Istri : dr nenden Rosdiana

Pendidikan:

  1. Fakultas Kedokteran UI tahun 1997
  2. Training residen Urologi di FKUI tahun 2000-2005
  3. Fellowship doctoral di Departmen of Urology, Hannover Medical School tahun 2006-2009, lulus dengan predikat Magna Cum Laude

Pekerjaan: Dokter, staf pengajar sub-bagian Urologi di FKUI-RSCM

Organisasi:

  1. IDI (Ikatan Dokter Indonesia)
  2. IAUI (Ikatan Ahli Urologi Indonesia)
  3. European Society for Sexual Medicine
  4. European Urological Association.


(Adt/Igw)