Kecelakaan maut menimpa putra bungsu musisi Ahmad Dhani. Penyebab pasti kecelakaan memang belum diketahui. Namun, belakangan terdengar tren terbaru remaja berduit. Si anak akan mengebut lalu memfoto speedometernya agar bisa dipamerkan di media sosial seperti Instagram dan Path.
Gejala tren tersebut disampaikan penyanyi kondang Titi DJ dalam akun jejaring sosial miliknya.
"Baru denger cerita, sekarang lagi trend di kalangan anak-anak belasan tahun (biasanya cowok) nyetir mobil dalam kecepatan sangat tinggi, lalu bilamana jarum penunjuknya sudah di 140 km/hr – 160 km/hr -180 km/hr bahkan ada yang 200 km/hr, difoto lah speedometernya, lalufotonya diposting di social media, biasanya instagram. Tujuannya yaa untuk pamer ke teman-temannya," tulis Titi DJ lewat path pribadinya.
Titi DJ menceritakan, banyak kasus kecelakaan yang disebabkan tren tersebut. Salah satunya kecelakaan di Bandung baru-baru ini. "Dan dicurigai penyebab kecelakaan Dul kemungkinan juga karena itu. Masih diselidiki pihak berwajib," tulisnya lagi.
Menurut Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait, fenomena ini sangat berbahaya bagi anak-anak. Tak hanya pada dirinya, tapi bisa mencelakai orang banyak.
"Ini adalah korban dari orangtua yang permisif," tegas Aris saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (12/9/2013).
(Mel/*)
Gejala tren tersebut disampaikan penyanyi kondang Titi DJ dalam akun jejaring sosial miliknya.
"Baru denger cerita, sekarang lagi trend di kalangan anak-anak belasan tahun (biasanya cowok) nyetir mobil dalam kecepatan sangat tinggi, lalu bilamana jarum penunjuknya sudah di 140 km/hr – 160 km/hr -180 km/hr bahkan ada yang 200 km/hr, difoto lah speedometernya, lalufotonya diposting di social media, biasanya instagram. Tujuannya yaa untuk pamer ke teman-temannya," tulis Titi DJ lewat path pribadinya.
Titi DJ menceritakan, banyak kasus kecelakaan yang disebabkan tren tersebut. Salah satunya kecelakaan di Bandung baru-baru ini. "Dan dicurigai penyebab kecelakaan Dul kemungkinan juga karena itu. Masih diselidiki pihak berwajib," tulisnya lagi.
Menurut Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait, fenomena ini sangat berbahaya bagi anak-anak. Tak hanya pada dirinya, tapi bisa mencelakai orang banyak.
"Ini adalah korban dari orangtua yang permisif," tegas Aris saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (12/9/2013).
(Mel/*)