Kemungkinan besar ada hubungan erat antara mikroba yang ada di saluran pencernaan dan persoalan kejiwaan seperti gangguan kecemasan, skizofrenia, dan autisme.
Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Nutritional Neuroscience dari The Great Plains Laboratorium menyebutkan, kadar hydroxypropionic acid (HPHPA/ pendamping kimiawi dari bakteri clostridia) jauh lebih tinggi dalam urine anak-anak penyandang autisme.
Penyandang autisme yang diobati dengan antibiotik yang efektif terhadap clostridia, menunjukkan adanya penurunan gejala autisme tersebut.
Karena itu, para ilmuwan mulai sadar, bakteri usus yang sehat di dalam tubuh manusia dewasa yang membawa lima pon bakteria dan triliunan mikroba ke dalam saluran pencernaan bisa menjadi penanda kondisi jiwa seseorang.
Dilansir Daily Mail, Sabtu (14/9/2013), Dr James Greenblatt, seorang psikiater di Boston, melakukan penelitian ini kepada seorang remaja dengan gangguan obsesif kompulsif yang parah (obsessive compulsive disorder/OCD), serta attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) dan berbagai masalah pencernaan, bernama Mary.
James menaruh Mary pada program probiotik bertenaga tinggi, untuk meningkakan bakteri baiknya, diikuti oleh antibiotik, dan perlahan kadar itu menurun.
Kepada ABC News dia menceritakan, setelah enam bulan, gejala yang diderita Mary mulai menghilang. Dalam kurun waktu setahun, Mary dinyatakan sembuh, dan kini menjadi seorang senior di sebuah sekolah tinggi, dan tidak lagi memiliki tanda-tanda gangguan mental.
Probiotik yang berguna bagi pencernaan setiap orang sangat mudah ditemui. Karena memang, ia terdapat di dalam yoghurt, yang dapat dengan mudah ditemui di supermarket.
(Adt/Abd)
Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Nutritional Neuroscience dari The Great Plains Laboratorium menyebutkan, kadar hydroxypropionic acid (HPHPA/ pendamping kimiawi dari bakteri clostridia) jauh lebih tinggi dalam urine anak-anak penyandang autisme.
Penyandang autisme yang diobati dengan antibiotik yang efektif terhadap clostridia, menunjukkan adanya penurunan gejala autisme tersebut.
Karena itu, para ilmuwan mulai sadar, bakteri usus yang sehat di dalam tubuh manusia dewasa yang membawa lima pon bakteria dan triliunan mikroba ke dalam saluran pencernaan bisa menjadi penanda kondisi jiwa seseorang.
Dilansir Daily Mail, Sabtu (14/9/2013), Dr James Greenblatt, seorang psikiater di Boston, melakukan penelitian ini kepada seorang remaja dengan gangguan obsesif kompulsif yang parah (obsessive compulsive disorder/OCD), serta attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) dan berbagai masalah pencernaan, bernama Mary.
James menaruh Mary pada program probiotik bertenaga tinggi, untuk meningkakan bakteri baiknya, diikuti oleh antibiotik, dan perlahan kadar itu menurun.
Kepada ABC News dia menceritakan, setelah enam bulan, gejala yang diderita Mary mulai menghilang. Dalam kurun waktu setahun, Mary dinyatakan sembuh, dan kini menjadi seorang senior di sebuah sekolah tinggi, dan tidak lagi memiliki tanda-tanda gangguan mental.
Probiotik yang berguna bagi pencernaan setiap orang sangat mudah ditemui. Karena memang, ia terdapat di dalam yoghurt, yang dapat dengan mudah ditemui di supermarket.
(Adt/Abd)