Lewat upaya nasional dan global untuk mengakhiri kematian yang bisa dicegah pada anak yang berusia di bawah lima tahun, angka kematian anak di seluruh dunia telah turun sampai separuh sejak 1990.
Demikian laporan yang dipubikasikan di laman PBB pada Jumat 13 September. Laporan itu, yang berjudul "2013 Progress Report on Committingi to Child Survival: A Promise Renewed", mengatakan tahun lalu rata-rata 6,6 juta anak, atau 18.000 anak per hari, meninggal sebelum mereka mencapai ulang tahun kelima.
  Â
Itu sama dengan separuh jumlah anak di bawah lima tahun yang meninggal pada 1990, ketika lebih dari 12 juta anak meninggal, kata laporan tersebut yang disiarkan pada Jumat oleh Dana Anak PBB (UNICEF), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kelompok Bank Dunia dan Departemen PBB Urusan Ekonomi dan Sosial / Divisi Kependudukan.
  Â
"Kecendrungan ini positif. Jutaan nyawa telah diselamatkan," kata Anthony Lake, Direktur Pelaksana UNICEF, sebagaimana dilaporkan Xinhua , Senin (16/9/2013). "Dan kita masih dapat berbuat lebih baik lagi. Kebanyakan kematian ini dapat dicegah, dengan menggunakan langkah sederhana yang sudah dilaksakan oleh banyak negara yang kita perlukan adalah rasa mendesak yang lebih besar."
  Â
Menurut laporan tersebut, penurunan itu terjadi berkat perawatan yang bisa diberikan dan lebih efektif, peningkatan pendidikan dan gizi ibu, inovasi dalam memberikan layanan penting kepada orang miskin dan tersingkirkan serta komitmen politik yang berkelanjutan.
  Â
Sebagian negara paling miskin di dunia telah membuat prestasi paling kuat dalam kelangsungan hidup anak sejak 1990, kata laporan tersebut.
  Â
Sedikit negara dengan penghasilan rendah dan angka kematian tinggi --Bangladesh, Ethiopia, Liberia, Malawi, Nepal, Timor Leste dan Tanzania sudah mengurangi angka kematian anak yang berusia di bawah lima tahun di negeri mereka hingga dua-pertiga atau lebih sejak 1990, kata laporan tersebut.
 Â
Asia Timur dan Asia Pasifik memimpin kecenderungan global dalam pengurangan kematian anak. Sejak 1990, wilayah itu telah mengurangi kematian anak yang berusia di bawah lima tahun sampai lebih dari 60 persen, kata laporan tersebut.
  Â
Namun jika kemajuan tidak dipercepat, dipelukan waktu sampai 2028 sampai dunia mencapai sasaran yang ditetapkan oleh Sasaran Pembangunan Milenium (MDG) agar seluru kematian anak berkurang sampai dua-pertiga pada 2015, kata laporan itu.
  Â
Laporan tersebut mendaftarkan radang paru-paru, diare, dan malaria sebagai penyebab utama kematian anak secara global. Penyakit tersebut telah menewaskan sebanyak 6.000 anak yang berusia di bawah lima tahun setiap hari. Gizi buruk juga menjadi penyebab hampir separuh dari seluruh kematian anak yang berusia di bawah lima tahun.
(Abd)
Demikian laporan yang dipubikasikan di laman PBB pada Jumat 13 September. Laporan itu, yang berjudul "2013 Progress Report on Committingi to Child Survival: A Promise Renewed", mengatakan tahun lalu rata-rata 6,6 juta anak, atau 18.000 anak per hari, meninggal sebelum mereka mencapai ulang tahun kelima.
  Â
Itu sama dengan separuh jumlah anak di bawah lima tahun yang meninggal pada 1990, ketika lebih dari 12 juta anak meninggal, kata laporan tersebut yang disiarkan pada Jumat oleh Dana Anak PBB (UNICEF), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kelompok Bank Dunia dan Departemen PBB Urusan Ekonomi dan Sosial / Divisi Kependudukan.
  Â
"Kecendrungan ini positif. Jutaan nyawa telah diselamatkan," kata Anthony Lake, Direktur Pelaksana UNICEF, sebagaimana dilaporkan Xinhua , Senin (16/9/2013). "Dan kita masih dapat berbuat lebih baik lagi. Kebanyakan kematian ini dapat dicegah, dengan menggunakan langkah sederhana yang sudah dilaksakan oleh banyak negara yang kita perlukan adalah rasa mendesak yang lebih besar."
  Â
Menurut laporan tersebut, penurunan itu terjadi berkat perawatan yang bisa diberikan dan lebih efektif, peningkatan pendidikan dan gizi ibu, inovasi dalam memberikan layanan penting kepada orang miskin dan tersingkirkan serta komitmen politik yang berkelanjutan.
  Â
Sebagian negara paling miskin di dunia telah membuat prestasi paling kuat dalam kelangsungan hidup anak sejak 1990, kata laporan tersebut.
  Â
Sedikit negara dengan penghasilan rendah dan angka kematian tinggi --Bangladesh, Ethiopia, Liberia, Malawi, Nepal, Timor Leste dan Tanzania sudah mengurangi angka kematian anak yang berusia di bawah lima tahun di negeri mereka hingga dua-pertiga atau lebih sejak 1990, kata laporan tersebut.
 Â
Asia Timur dan Asia Pasifik memimpin kecenderungan global dalam pengurangan kematian anak. Sejak 1990, wilayah itu telah mengurangi kematian anak yang berusia di bawah lima tahun sampai lebih dari 60 persen, kata laporan tersebut.
  Â
Namun jika kemajuan tidak dipercepat, dipelukan waktu sampai 2028 sampai dunia mencapai sasaran yang ditetapkan oleh Sasaran Pembangunan Milenium (MDG) agar seluru kematian anak berkurang sampai dua-pertiga pada 2015, kata laporan itu.
  Â
Laporan tersebut mendaftarkan radang paru-paru, diare, dan malaria sebagai penyebab utama kematian anak secara global. Penyakit tersebut telah menewaskan sebanyak 6.000 anak yang berusia di bawah lima tahun setiap hari. Gizi buruk juga menjadi penyebab hampir separuh dari seluruh kematian anak yang berusia di bawah lima tahun.
(Abd)