Sukses

Hadiah Barang Mewah, Riskan buat Anak-anak!

Memberikan hadiah mewah sebagai apresiasi anak menurut psikolog bisa membuat anak berperilaku curang.

Sebagai orangtua memberikan hadiah saat anak berprestasi dianggap hal yang wajar. Terkadang pemberian hadiah mewah dirasa orangtua bukanlah suatu kesalahan.

Namun Psikolog, Adelina Syarief SE, Mpsi tidak menyarankan hal ini. Menurutnya memberikan hadiah mewah sebagai bentuk apresiasi terhadap prestasi anak bisa menjadi masalah untuk anak itu sendiri seperti berperilaku curang.

"Pemberian barang mewah untuk anak yang berprestasi sebaiknya tidak perlu, hal ini dapat membuat anak akan melakukan hal buruk seperti curang untuk dapatkan prestasi," papar Adel.

Menurutnya hadiah memang dianggap sebagai motivasi tapi hal ini dapat membuat anak menghalalkan segala cara untuk mendapatkan prestasi.

"Tidak sedikit anak yang saat tahu jika berprestasi akan dapatkan hadiah mewah akan melakukan hal curang demi mendapatkan prestasi yang berujung ke hadiah mewah tersebut," tambahnya.

Adel menyarankan memberikan apresiasi terhadap prestasi anak cukup dengan pujian seperti 'kamu hebat, terus berjuang lebih baik', tidak perlu barang mahal.

Hal ini dilakukan Irma Lamsano, ibu dari Tristan Alif Naufal yang merasa barang mewah bukan hadiah yang perlu diberikan ketika anaknya berprestasi.

Tristan Alif Naufal ini bocah 8 tahun yang memiliki segudang prestasi di lapangan hijau seperti misalnya menjadi pemain yunior terbaik di Singapura dan banyak dilirik klub profesional dunia. Sebagai orangtua Irma tidak membiasakan memberikan barang mewah ketika anaknya meraih prestasi.

"Saya tidak memberikan barang mewah sebagai hadiah, menurut saya ini tidak perlu karena bisa membuat anak manja, cukup beri dukungan dan pujian serta hadiah yang wajar saja," ujarnya.

(Mia/Abd)