Aktivitas saat menjalankan ibadah haji termasuk pergi dan pulang dari penginapan dan ke masjid akan menghabiskan energi. Karena itu harus diimbangi dengan konsumsi makan yang cukup. Apabila asupan makan tidak memadai secara umum ini juga akan memengaruhi daya tahan tubuh kita.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dengan makanan yang kita konsumsi. "Asupah makanan yang bersih dan relatif baru. Jangan jatah makan yang seharusnya segera dimakan tertunda dikonsumsi sehingga makanan tersebut akan berubah dan mudah terkontaminasi," ujar Spesialis Penyakit Dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - RSCM, dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB,FINASIM lewat surat elektronik seperti ditulis, Rabu (18/9/2013).
Biasanya pemberian makanan yang resmi dari katering penyelenggara ibadah haji disertai keterangan berapa jam makanan tersebut dapat dikonsumsi dan kapan tidak dapat dikonsumsi lagi.
"Hindari pembelian makanan dan minuman dari tempat yang tidak resmi misalnya dari pinggir-pinggir jalan yang biasanya juga dijual oleh saudara kita yang sudah lama menetap lama di sana, yang memanfaatkan waktu musim haji untuk mencari tambahan dengan berjualan makanan dan minuman khas Indonesia yang tentu saja harus kita perhatikan kebersihan serta kualitas dari makanan tersebut," ujar Ari.
Intinya, makan merupakan hal penting dan harus selalu diperhatikan. Rasa makanan dan tidak suka makanan tertentu harusnya dibuang jauh-jauh. Rasanya tidak akan sulit untuk mencari rumah makan Indonesia dengan selera Indonesia di sekitar Masjid Nabawi atau penginapan.
Selain itu, makanan yang disediakan untuk jamaah Indonesia biasanya telah disesuaikan dengan rasa lidah jemaah Indonesia. Dan yang terpenting, sekali lagi jangan sampai tidak ada asupan makan baik pada pagi hari, siang hari dan malam hari.
(Abd)
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dengan makanan yang kita konsumsi. "Asupah makanan yang bersih dan relatif baru. Jangan jatah makan yang seharusnya segera dimakan tertunda dikonsumsi sehingga makanan tersebut akan berubah dan mudah terkontaminasi," ujar Spesialis Penyakit Dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - RSCM, dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB,FINASIM lewat surat elektronik seperti ditulis, Rabu (18/9/2013).
Biasanya pemberian makanan yang resmi dari katering penyelenggara ibadah haji disertai keterangan berapa jam makanan tersebut dapat dikonsumsi dan kapan tidak dapat dikonsumsi lagi.
"Hindari pembelian makanan dan minuman dari tempat yang tidak resmi misalnya dari pinggir-pinggir jalan yang biasanya juga dijual oleh saudara kita yang sudah lama menetap lama di sana, yang memanfaatkan waktu musim haji untuk mencari tambahan dengan berjualan makanan dan minuman khas Indonesia yang tentu saja harus kita perhatikan kebersihan serta kualitas dari makanan tersebut," ujar Ari.
Intinya, makan merupakan hal penting dan harus selalu diperhatikan. Rasa makanan dan tidak suka makanan tertentu harusnya dibuang jauh-jauh. Rasanya tidak akan sulit untuk mencari rumah makan Indonesia dengan selera Indonesia di sekitar Masjid Nabawi atau penginapan.
Selain itu, makanan yang disediakan untuk jamaah Indonesia biasanya telah disesuaikan dengan rasa lidah jemaah Indonesia. Dan yang terpenting, sekali lagi jangan sampai tidak ada asupan makan baik pada pagi hari, siang hari dan malam hari.
(Abd)