Para ibu yang mengalami pre eklampsia pada kehamilan pertama, harus berhati-hati karena riskan juga mengalami lagi di kehamilan kedua.
"Ibu yang alami pre eklampsia di kehamilan pertama riskan mengalami lagi di kehamilan kedua, untuk itu perlu pencegahan agar tidak membahayakan," tutur Spesialis Kebidanan dan Kandungan, Konsultan Fetomaternal RSPI-Pondok Indah, dr. Azen Salim, Sp. OG-KFM saat acara Antenatal Care untuk Antisipasi Risiko Kehamilan di Ritz Carlton Jakarta, Kamis (26/9/2013).
Hipertensi pada masa kehamilan atau pre eklampsia merupakan risiko berbahaya untuk ibu dan janin.
"Dengan tingginya tekanan darah, maka tahanan pembuluh darah juga meningkat, sehingga arus darah pada organ sistem terganggu atau berkurang, antara lain jaringan hati, ginjal, otak, rahim dan plasenta dan memicu risiko tinggi seperti pelepasan plasenta dini," ujar dr. Azen.
Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan pencegahan agar tidak meningkatkan risiko bahaya tersebut. "Pencegahan dengan konsultasi ke dokter agar dokter tahu apa yang akan dilakukan. Ini juga untuk memonitoring proses kehamilan," katanya.
Selain itu para ibu dengan pre eklampsia juga dianjurkan mengonsumsi kalsium tinggi, tidak melakukan aktivitas berlebih yang membuat tubuh lelah.
Hal serupa juga dikatakan Spesialis Kebidanan dan Kandungan RSPI-Pondok Indah, dr. Bramundito Sp.OG bahwa ibu pre eklampsia di kehamilan pertama riskan mengalami lagi di kehamilan kedua.
"Saya pernah menangani ibu yang mengalami pre eklampsia di kehamilan pertama, dan pada kehamilan kedua juga mengalami lagi. Sampai sekarang belum diketahui penyebab utama pre eklampsia," papar dr. Bram.
(Mia/Abd)
"Ibu yang alami pre eklampsia di kehamilan pertama riskan mengalami lagi di kehamilan kedua, untuk itu perlu pencegahan agar tidak membahayakan," tutur Spesialis Kebidanan dan Kandungan, Konsultan Fetomaternal RSPI-Pondok Indah, dr. Azen Salim, Sp. OG-KFM saat acara Antenatal Care untuk Antisipasi Risiko Kehamilan di Ritz Carlton Jakarta, Kamis (26/9/2013).
Hipertensi pada masa kehamilan atau pre eklampsia merupakan risiko berbahaya untuk ibu dan janin.
"Dengan tingginya tekanan darah, maka tahanan pembuluh darah juga meningkat, sehingga arus darah pada organ sistem terganggu atau berkurang, antara lain jaringan hati, ginjal, otak, rahim dan plasenta dan memicu risiko tinggi seperti pelepasan plasenta dini," ujar dr. Azen.
Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan pencegahan agar tidak meningkatkan risiko bahaya tersebut. "Pencegahan dengan konsultasi ke dokter agar dokter tahu apa yang akan dilakukan. Ini juga untuk memonitoring proses kehamilan," katanya.
Selain itu para ibu dengan pre eklampsia juga dianjurkan mengonsumsi kalsium tinggi, tidak melakukan aktivitas berlebih yang membuat tubuh lelah.
Hal serupa juga dikatakan Spesialis Kebidanan dan Kandungan RSPI-Pondok Indah, dr. Bramundito Sp.OG bahwa ibu pre eklampsia di kehamilan pertama riskan mengalami lagi di kehamilan kedua.
"Saya pernah menangani ibu yang mengalami pre eklampsia di kehamilan pertama, dan pada kehamilan kedua juga mengalami lagi. Sampai sekarang belum diketahui penyebab utama pre eklampsia," papar dr. Bram.
(Mia/Abd)