Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) mengingatkan masyarakat untuk lebih selektif dan kritis dalam memilih makanan.
"Imbauan kami kepada masyarakat lebih selektif, kritis dalam memilih makanan dan beli makanan yang sesuai kebutuhan," kata Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya BPOM, Roy Sparringa di Jakarta, Sabtu (28/9/2013)
   Â
Selektif memilih makanan dalam artian membaca label yang tertera di kemasan sehingga diketahui bahan-bahan apa saja yang dikandung dalam makanan tersebut.
   Â
"Baca labelnya, ada daftar komposisi dan daluarsanya. Termasuk makanan ilegal juga hindari, karena tidak masuk penilaian BPOM. Kita tidak tahu apa saja yang dicampurkan di dalamnya," tambah Roy.
   Â
Roy juga mengingatkan agar masyarakat tidak takut mengkonsumsi makanan yang mengandung Bahan Tambahan Pangan (BTP).
   Â
"Masyarakat sering salah persepsi terhadap BTP, padahal bukan sesuatu yang menakutkan bila digunakan dengan tepat," katanya.
   Â
Roy mengatakan, BTP beragam jenisnya dan termasuk dalam kategori pangan. Di samping itu hampir tidak ada jenis pangan yang tidak menggunakan BTP.
   Â
BTP bukan hanya pengawet tapi ribuan jenisnya seperti pemanis, perisa, pewarna, pengembang, pengeras, antibuih, pengental.
  Â
Bahkan dalam satu produk banyak menggunakan BTP misalnya susu bubuk mudah dilarutkan dan tidak menggumpal, roti dapat mengembang, selai tidak berjamur dan lainnya.
  Â
Berbeda dengan penggunaan bahan-bahan yang dilarang, seperti boraks dan formalin, penggunaan BTP bahkan diperlukan untuk meningkatkan kualitas pangan.
   Â
"Penggunaan BTP diperbolehkan tapi punya fungsi teknologi, kalau tidak menggunakan BTP bisa saja berbahaya dalam beberapa hal seperti roti cepat berjamur," ujar Roy.
(Mia/Abd)
"Imbauan kami kepada masyarakat lebih selektif, kritis dalam memilih makanan dan beli makanan yang sesuai kebutuhan," kata Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya BPOM, Roy Sparringa di Jakarta, Sabtu (28/9/2013)
   Â
Selektif memilih makanan dalam artian membaca label yang tertera di kemasan sehingga diketahui bahan-bahan apa saja yang dikandung dalam makanan tersebut.
   Â
"Baca labelnya, ada daftar komposisi dan daluarsanya. Termasuk makanan ilegal juga hindari, karena tidak masuk penilaian BPOM. Kita tidak tahu apa saja yang dicampurkan di dalamnya," tambah Roy.
   Â
Roy juga mengingatkan agar masyarakat tidak takut mengkonsumsi makanan yang mengandung Bahan Tambahan Pangan (BTP).
   Â
"Masyarakat sering salah persepsi terhadap BTP, padahal bukan sesuatu yang menakutkan bila digunakan dengan tepat," katanya.
   Â
Roy mengatakan, BTP beragam jenisnya dan termasuk dalam kategori pangan. Di samping itu hampir tidak ada jenis pangan yang tidak menggunakan BTP.
   Â
BTP bukan hanya pengawet tapi ribuan jenisnya seperti pemanis, perisa, pewarna, pengembang, pengeras, antibuih, pengental.
  Â
Bahkan dalam satu produk banyak menggunakan BTP misalnya susu bubuk mudah dilarutkan dan tidak menggumpal, roti dapat mengembang, selai tidak berjamur dan lainnya.
  Â
Berbeda dengan penggunaan bahan-bahan yang dilarang, seperti boraks dan formalin, penggunaan BTP bahkan diperlukan untuk meningkatkan kualitas pangan.
   Â
"Penggunaan BTP diperbolehkan tapi punya fungsi teknologi, kalau tidak menggunakan BTP bisa saja berbahaya dalam beberapa hal seperti roti cepat berjamur," ujar Roy.
(Mia/Abd)