Sukses

Terapi Testosteron Bikin Ereksi Makin Kencang?

Testosteron memang memberi pengaruh baik bagi meningkatnya kemampuan ereksi seorang pria

Kita tahu bahwa testosteron berperan sangat penting dalam fungsi seksual seorang pria. Sebab itu, sejak Testosterone recplacement therapy (TRT) atau terapi sulih testosteron ditemukan, metode ini digunakan untuk mengganti kehilangan testosteron dan merawat persoalan disfungsi sesksual pada pria telah dilakukan sejak lama.

Namun demikian, ada pertanyaan yang kerap muncul dan harus dijawab; apakah secara fundamental testosteron sungguh diperlukan agar penis bisa ereksi? Dapatkah terapi sulih testosteron dapat membantu pasien dengan masalah disfungsi ereksi (DE) ?

Demikian diungkapkan Profesor Han-Sun Chiang, dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Katolik Fu-Jen, Taipei, Taiwan, ditulis Rabu (2/10/2013).

Selanjutnya Prof. Han menjawab bahwa secara umum, jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini belum pasti, karena seluruh persoalan itu masih kontroversial dan masih bisa didebat.

Di era dimana penghambat (inhibitor) PDE-5 (obat untuk mengatasi DE) dianggap sebagai resolusi terbaik bagi bangkitnya penis sehingga bisa ereksi dan menyelesaikan masalah DE, kita mesti harus tahu lebih jauh mengenai peran testosteron dalam membantu fungsi ereksi dalam kehidupan seksual seorang pria.

Dalam penelitian terkini terhadap binatang, ada dosis kecil yang merupakan ambang batas yang diberikan untuk menginduksi penis agar ereksi. Jelas juga bahwa dalam tataran molecular, testosteron menaikkan proses penghambatan PDE-5.

“Menurut uji klinis yang kami lakukan”, jelas Han-Sun Chiang, “terapi sulih testosteron yang kami lakukan pada pria hipogonadal (mengalami sindrom menurunnya daya seks, kurang gairah, perut buncit, dan lain-lain atau sindrom menurunnya kadar testoteron) skor IIEF-nya (skor untuk menilai fungsi ereksi seseorang) meningkat secara berarti pada kelompok yang dirawat dengan TRT dibanding dengan yang hanya menggunakan placebo setelah penggunaan tiga bulan,”.

Saat skor IIEF diberikan, seluruh pasien hipogonadal ini dalam kondisi mengalami disfungsi ereksi sedang. Lalu usai menjalani TRT, kemajuan yang sangat berarti dari fungsi seksual tampak pada fungsi ereksi yang kembali baik.
Sayang, meski pasien mengalami kemajuan dalam hal ereksi (agak lama dan cukup kuat), kemampuan penetrasi penis ke vagina ternyata kurang begitu memuaskan buat mereka. Wilayah gairah seksual dalam hubungannya dengan pasangan tampaknya merupakan bagian yang lemah dalam hal ini.

Kami menyimpulkan, demikian Han-Sun Chiang melanjutkan, bahwa testosteron memang memberi pengaruh baik bagi meningkatnya kemampuan ereksi seorang pria. Meski begitu, lebih lanjut perlu dilakukan terapi kombinasi, entah itu terapi seks atau dengan oral PDE-5 bagi pasien yang mengalami disfungsi ereksi sedang untuk mencapai kepuasan seksual.

(Abd)
Video Terkini