Terpilih menjadi 45 dokter kecil terbaik se-Indonesia menjadi kebanggan tersendiri bagi mereka. Tim Liputan6.com berkesempatan bertemu dan berbincang-bincang saat mereka berada di karantina, Kamis (4/10/2013) di Hotel Desa Wisata Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
Tampak ekspresi senang, bangga dan optimis terpancar dari wajah lugu mereka. Para dokter kecil ini didominasi anak-anak pelajar tingkat Sekolah Dasar mulai dari kelas 4 sampai 6.
Berikut ungkapan rasa bangga, yang diwakili tiga dokter kecil dari DKI Jakarta, Papua dan Sulawesi Selatan.
Tampak ekspresi senang, bangga dan optimis terpancar dari wajah lugu mereka. Para dokter kecil ini didominasi anak-anak pelajar tingkat Sekolah Dasar mulai dari kelas 4 sampai 6.
Berikut ungkapan rasa bangga, yang diwakili tiga dokter kecil dari DKI Jakarta, Papua dan Sulawesi Selatan.
2 dari 5 halaman
1. Larissa Musyantika
Perempuan yang berasal dari SDSN Rawa Badak Utara 01 Pagi ini mengatakan bangga dan senang terpilih menjadi salah satu dokter kecil terbaik se-Indonesia.
"Senang pas tahu terpilih jadi salah satu yang terbaik, dan sekarang tinggal berusaha semaksimal mungkin saat penjurian nanti di Grand Final," tutur Larissa.
Larisa berbagi cerita pengalaman saat menjadi dokter kecil, "Sudah sejak awal masuk tertarik dokter kecil karena bisa membantu teman-teman yang sedang sakit, biasanya Aku membantu yang pingsan saat upacara atau memberikan p3k saat terjadi kecelakaan kecil atau luka," jelasnya.
Saat ditanya Liputan6.com tentang kalah atau menang nantinya, dengan senyum Larissa menjawab, "Ya gpp, yang penting sudah berusaha semaksimal mungkin, sudah bisa menolong sesama saja kebanggan sendiri," ujarnya.
Advertisement
3 dari 5 halaman
2. Sasha Nabila Fortuna
Sasha sama seperti Larissa yaitu Dokter kecil perwakilan DKI Jakarta, Sasha pun berpendapat sama terpilih jadi dokter kecil adalah kebanggan untuknya.
"Bangga bisa terpilih, pas di sekolah kan membantu teman-teman sekarang masuk karantina di sini dapat ilmu banyak tentang kesehatan dan bagaimana menjadi dokter kecil yang baik," tuturnya.
Sasha selalu mengingatkan teman-temannya untuk hidup bersih dan sehat dengan tidak jajan sembarangan misalnya.
"Aku gak seperti menceramahi atau kasar tapi aku bilangnya dengan pelan kalau hidup bersih itu menyenangkan dan hindari jajan sembarangan agar tidak sakit," jelas Sasha yang mengaku tidak suka jajan.
4 dari 5 halaman
3. A. Achmad Fariz Andrian M
Dokter kecil asal Sulawesi Selatan tepatnya Makasar ini mengaku sangat senang terpilih menjadi dokter kecil se-Indonesia.
Bocah asal SD Pertiwi Makasar ini memang memiliki cita-cita menjadi dokter spesialis bedah, dari cita-citanya ini yang membuat Fariz mengikuti program dokter kecil di sekolahnya.
"Aku ikut dokter kecil atas kemauanku sendiri karena aku bercita-cita menjadi dokter spesialis bedah, kebetulan papa aku juga dokter dan menurutnya dokter bedah adalah yang terbaik," tuturnya polos.
Fariz kerap membantu teman-teman yang pingsan saat upacara dengan memberikan pertolongan pertama, "Biasanya kalau yang pingsan, ikat pinggangnya dikendurkan dulu dan seterusnya dikasih pertolongan seperti memberikan wewangian atau minyak angin agar sadar," jelasnya.
Fariz mengatakan sudah berusaha keras untuk mendapatkan hasil yang terbaik selama karantina, "Aku udah berusaha kalau memang tidak menang ya gpp kan udah berusaha," paparnya.
Advertisement
5 dari 5 halaman
4. Stenli
Bocah asal Papua ini mengaku menjadi dokter kecil itu hebat, karena bisa membantu sesama. "Aku memang bukan dokter yang bisa menyembuhkan tetapi kami memberikan informasi tentang kesehatan, dan membantu mereka untuk hidup bersih dan sehat," ujar pelajar SDN 02 Amban ini.
Stenli mengatakan berusaha keras untuk mendapatkan hasil yang baik adalah sikap yang baik. "Yang penting usaha dulu maksimal kalau hasilnya tidak sesuai dengan keinginan yang penting sudah usaha," tuturnya.
Grand Final dokter kecil akan berlangsung Minggu, 6 Oktober di Gedung Konvensu Taman Makam Pahlawan Kalibata. Menurut panitia saat acara grand final, para dokter kecil akan diberikan pertanyaan-pertanyaan seputar yang dibekali pada masa karantina.
Para dokter kecil diberikan pembekalan materi berupa kebersihan lingkungan, P3K, pengenalan bencana, PHBS, komunikasi, imunisasi, bahaya rokok dan gizi.
"Jadi nanti ya kaya kontes gitu, para peserta diberikan pertanyaan yang dikocok dan mereka milih sendiri. Dari 45 peserta akan dipilih 10 dokter kecil terbaik dan akan mendapatkan reward salah satunya tabungan pendidikan," ujar Ketua Panitia Dokter Kecil Award, Dr. Soripada Mulia.
(Mia/Abd)