Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan 12 orang menjadi buta di dunia tiap menit dan empat orang di antaranya berasal dari Asia Tenggara. Di Indonesia sendiri, diperkirakan setiap menit ada satu orang menjadi buta.
Berdasarkan hasil survei kesehatan indera penglihatan dan pendengaran tahun 1993 sampai 1996, ada empat penyebab utama kebutaan di Indonesia, yaitu katarak, glaukoma, kelainan refraksi, dan penyakit lain yang berhubungan dengan lanjut usia.
Hal ini dipaparkan oleh Ketua Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI), Prof. Dr. dr. Nila F. Moeloek, dalam acara bertema `SOHO #BetterU: Setiap Satu Menit, Satu Orang Indonesia Terancam Kebutaan`, di Hotel Amaris Thamrin City, Jakarta, Rabu (9/10/2013)
"Kalau seseorang terkena katarak, itu masih bisa ditolong dan diobati. Ketika pasien menjalani operasi katarak, tidak akan terasa sakit. Untuk itu, agar terhindar dari kebutaan yang disebabkan katarak, segeralah untuk melakukan operasi," kata Nila Moeloek.
Untuk katarak sendiri, lanjut Nila, bisa juga disebabkan karena faktor usia. Karena semakin tua usia seseorang, kondisi matanya akan semakin parah. Tapi ingat, bila sudah terkena katarak, segera tangani.
Bila katarak dapat disembuhkan, beda halnya dengan glaukoma. Mengapa? Itu disebabkan glaukoma bersifat permanen dan tidak dapat diobati. Akan tetapi, kebutaan pada glaukoma bisa dicegah jika ditemukan sedini mungkin.
"Jika terdeteksi glaukoma maka harus selalu dikontrol dan mengurangi faktor risikonya, berupa tekanan bola mata tinggi, penyakit vaskuler, dan lain-lain," tambah Nila.
Pada tahun 2010, WHO memperkirakan terdapat 39 juta orang buta di dunia dan 246 juta orang lainnya mengalami gangguan penglihatan.
(Adt/Mel/*)
Berdasarkan hasil survei kesehatan indera penglihatan dan pendengaran tahun 1993 sampai 1996, ada empat penyebab utama kebutaan di Indonesia, yaitu katarak, glaukoma, kelainan refraksi, dan penyakit lain yang berhubungan dengan lanjut usia.
Hal ini dipaparkan oleh Ketua Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI), Prof. Dr. dr. Nila F. Moeloek, dalam acara bertema `SOHO #BetterU: Setiap Satu Menit, Satu Orang Indonesia Terancam Kebutaan`, di Hotel Amaris Thamrin City, Jakarta, Rabu (9/10/2013)
"Kalau seseorang terkena katarak, itu masih bisa ditolong dan diobati. Ketika pasien menjalani operasi katarak, tidak akan terasa sakit. Untuk itu, agar terhindar dari kebutaan yang disebabkan katarak, segeralah untuk melakukan operasi," kata Nila Moeloek.
Untuk katarak sendiri, lanjut Nila, bisa juga disebabkan karena faktor usia. Karena semakin tua usia seseorang, kondisi matanya akan semakin parah. Tapi ingat, bila sudah terkena katarak, segera tangani.
Bila katarak dapat disembuhkan, beda halnya dengan glaukoma. Mengapa? Itu disebabkan glaukoma bersifat permanen dan tidak dapat diobati. Akan tetapi, kebutaan pada glaukoma bisa dicegah jika ditemukan sedini mungkin.
"Jika terdeteksi glaukoma maka harus selalu dikontrol dan mengurangi faktor risikonya, berupa tekanan bola mata tinggi, penyakit vaskuler, dan lain-lain," tambah Nila.
Pada tahun 2010, WHO memperkirakan terdapat 39 juta orang buta di dunia dan 246 juta orang lainnya mengalami gangguan penglihatan.
(Adt/Mel/*)