Pria mana yang tak ingin memiliki kekasih. Tapi di Jepang, pemudanya lebih memilih punya pacar yang tak nyata alias gadis virtual. Seperti misalnya, pria Jepang Otaku lebih senang dengan manga, anime, dan komputer ketimbang seks.
Tokyo menjadi kota metropolis terbesar di dunia dan diduduki lebih dari 35 juta orang. Sehingga sulit dipercaya ada masalah kependudukan. Namun, di Akihabara, yang menjadi surga dari Otaku, banyak pemuda yang berusia 20 tahun ke atas memilih membenamkan dirinya dalam fantasi mereka.
Kunio Kitamara dari Asosiasi Keluarga Berencana Jepang menjelaskan, banyak pria muda di Jepang menjadi `herbivora`, yakni pasif dan kurang dengan hasrat dunia. Sepertinya pria di Jepang tak lagi berambisi lagi. Mereka menjadi seperti mengkhawatirkan, dan menarik dirinya dari hubungan dengan lawan jenisnya.
Tak Tertarik Seks
Sebuah survei di Departemen Kesehatan, Perburuhan, dan Kesejahteraan di Jepang pada 2010 menemukan, 36 persen pria Jepang berusia 16-19 tahun tak tertarik dengan seks. Angka ini naik dua kali lipat dalam waktu dua tahun.
BBC menemui dua otaku yakni Nurikan dan Yuge yang memiliki pacar virtual. Pacar yang dimaksud sebenarnya sebuah permainan komputer yang disebut dengan Nintendo Love Plus, dari tablet portabel kecil.
Pacar kedua pria tersebut adalah Rinko dan Ne-ne. Keduanya berkencan bak nyata dan membelikan kue untuk merayakan ulang tahun. "Ini jenis hubungan yang kami harapkan terjadi di SMA," ujar Nurikan, Kamis (24/10/2013).
Dalam permainan ini, pria ini berusia 15 tahun, kenyataannya ia 38 tahun. "Selama saya punya waktu, saya akan melanjutkan hubungan itu selamanya," ujar Yuge yang kini berusia 39 tahun.
"Ketika di SMA, dia menjemput saya di pagi hari dan kami pergi ke sekolah bersama-sama. Setelah sekolah kami bertemu di gerbang dan pulang bersama... Pada permainan itu saya 17 tahun," katanya.
Yuge sebenarnya ingin bertemu wanita sejati. Sementara Nurikan sudah menikah. Tapi keduanya mengatakan, kekasih virtual lebih mudah dibanding punya pacar nyata. "Di SMA Anda bisa memiliki hubungan tanpa harus berpikir tentang pernikahan," kata Yuge.
"Dengan pacar nyata, Anda harus memikirkan pernikahan. Jadi saya berpikir dua kali meninggalkan wanita 3D," ujarnya.
Sementara Nurikan, merahasiakan Rinko dari istrinya. Ia berharap tak harus memilih di antara berdua. Banyaknya pemuda yang memiliki pacar virtual tentu membuat angka kelahiran di Jepang berkurang. Diperkirakan jumlah penduduknya akan menyusut sepertiga pada saat ini dan 2060.
(Mel/*)
Tokyo menjadi kota metropolis terbesar di dunia dan diduduki lebih dari 35 juta orang. Sehingga sulit dipercaya ada masalah kependudukan. Namun, di Akihabara, yang menjadi surga dari Otaku, banyak pemuda yang berusia 20 tahun ke atas memilih membenamkan dirinya dalam fantasi mereka.
Kunio Kitamara dari Asosiasi Keluarga Berencana Jepang menjelaskan, banyak pria muda di Jepang menjadi `herbivora`, yakni pasif dan kurang dengan hasrat dunia. Sepertinya pria di Jepang tak lagi berambisi lagi. Mereka menjadi seperti mengkhawatirkan, dan menarik dirinya dari hubungan dengan lawan jenisnya.
Tak Tertarik Seks
Sebuah survei di Departemen Kesehatan, Perburuhan, dan Kesejahteraan di Jepang pada 2010 menemukan, 36 persen pria Jepang berusia 16-19 tahun tak tertarik dengan seks. Angka ini naik dua kali lipat dalam waktu dua tahun.
BBC menemui dua otaku yakni Nurikan dan Yuge yang memiliki pacar virtual. Pacar yang dimaksud sebenarnya sebuah permainan komputer yang disebut dengan Nintendo Love Plus, dari tablet portabel kecil.
Pacar kedua pria tersebut adalah Rinko dan Ne-ne. Keduanya berkencan bak nyata dan membelikan kue untuk merayakan ulang tahun. "Ini jenis hubungan yang kami harapkan terjadi di SMA," ujar Nurikan, Kamis (24/10/2013).
Dalam permainan ini, pria ini berusia 15 tahun, kenyataannya ia 38 tahun. "Selama saya punya waktu, saya akan melanjutkan hubungan itu selamanya," ujar Yuge yang kini berusia 39 tahun.
"Ketika di SMA, dia menjemput saya di pagi hari dan kami pergi ke sekolah bersama-sama. Setelah sekolah kami bertemu di gerbang dan pulang bersama... Pada permainan itu saya 17 tahun," katanya.
Yuge sebenarnya ingin bertemu wanita sejati. Sementara Nurikan sudah menikah. Tapi keduanya mengatakan, kekasih virtual lebih mudah dibanding punya pacar nyata. "Di SMA Anda bisa memiliki hubungan tanpa harus berpikir tentang pernikahan," kata Yuge.
"Dengan pacar nyata, Anda harus memikirkan pernikahan. Jadi saya berpikir dua kali meninggalkan wanita 3D," ujarnya.
Sementara Nurikan, merahasiakan Rinko dari istrinya. Ia berharap tak harus memilih di antara berdua. Banyaknya pemuda yang memiliki pacar virtual tentu membuat angka kelahiran di Jepang berkurang. Diperkirakan jumlah penduduknya akan menyusut sepertiga pada saat ini dan 2060.
(Mel/*)