Pemuda Indonesia generasi masa kini berbeda dengan pemuda zaman dulu. Jangankan memikirkan kepentingan negaranya, pemuda zaman sekarang sibuk dengan kesenangan dirinya sendiri.
Demikian disampaikan Psikolog Klinis dari Universitas Sanata Dharma, Heri Widodo, MPsi., saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Senin (28/10/2013).
"Masalah utama terletak pada minimnya kemampuan berpikir secara kritis, dewasa, dan mandiri. "Meskipun ada banyak pemuda yang layak dibanggakan, namun tidak sedikit kita jumpai masalah pada pemuda pemudi masa kini seperti kasus tawuran, freesex, narkoba, dan radikalisme," kata Heri Widodo, MPsi.
Heri menjelaskan, pengasuhan dan lingkungan di sekitarnya yang seringkali kurang memberi kesempatan para pemuda untuk berlatih sebagai pribadi yang kritis, dewasa dan mandiri sehingga lahirlah generasi yang berbeda dengan generasi di masa lalu, yang banyak ditempa lewat berbagai tantangan yang tidak mudah.
"Jangankan berpikir tentang kepentingan yang lebih tinggi dari dirinya (kepentingan bangsa dan negara), banyak pemuda yang justru terjebak dalam pencarian kenikmatan pribadi demi identitas dan pengakuan kelompoknya," ujarnya.
(Mel/*)
Demikian disampaikan Psikolog Klinis dari Universitas Sanata Dharma, Heri Widodo, MPsi., saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Senin (28/10/2013).
"Masalah utama terletak pada minimnya kemampuan berpikir secara kritis, dewasa, dan mandiri. "Meskipun ada banyak pemuda yang layak dibanggakan, namun tidak sedikit kita jumpai masalah pada pemuda pemudi masa kini seperti kasus tawuran, freesex, narkoba, dan radikalisme," kata Heri Widodo, MPsi.
Heri menjelaskan, pengasuhan dan lingkungan di sekitarnya yang seringkali kurang memberi kesempatan para pemuda untuk berlatih sebagai pribadi yang kritis, dewasa dan mandiri sehingga lahirlah generasi yang berbeda dengan generasi di masa lalu, yang banyak ditempa lewat berbagai tantangan yang tidak mudah.
"Jangankan berpikir tentang kepentingan yang lebih tinggi dari dirinya (kepentingan bangsa dan negara), banyak pemuda yang justru terjebak dalam pencarian kenikmatan pribadi demi identitas dan pengakuan kelompoknya," ujarnya.
(Mel/*)