Mereka yang doyan kopi pasti senang dengan informasi ini. Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat menunjukkan, kopi bisa menurunkan risiko kepikunan. Studi yang dipublikasikan lewat Journal of Neuroinflammation ini dikaitkan dengan risiko yang lebih rendah akan penyakit alzheimer.
Penghalang vital antara otak dan suplai darah utama pada kelinci dengan diet kaya lemak terlindungi, terutama pada kelinci yang diberi suplemen kafein. Dalam percobaan, para peneliti dari University of North Dakota, AS, hanya memberi secangkir kopi pada kelinci setiap hari. Ini merupakan bukti terbaik dari manfaat kopi.
Penghalang darah otak merupakan filter yang melindungi sistem saraf pusat dari bahan kimia, yang berpotensi membahayakan, beredar di aliran darah. Penelitian lain menunjukkan, kadar tinggi dari kolesterol darah bisa membuat penghalang ini “bocor”. Hal ini membuat otak rentan terhadap kerusakan.
Setelah 12 minggu diberi diet tinggi kolesterol, penyekat darah otak pada kelinci yang diberi kafein jauh lebih utuh ketimbang yang tanpa kafein. “Kafein muncul untuk menghambat beberapa efek perusak dari kolesterol yang membuat penyekat darah otak bocor,” ujar Dr. Jonathan Geiger, pemimpin penelitian ini, seperti dikutip BBC Rabu (30/10/2013). Sebagai catatan, kolesterol tinggi merupakan faktor risiko penyakit alzheimer.
Kafein merupakan obat yang memiliki kemampuan untuk menstabilkan penyekat darah otak. Hal ini bisa menjadi bagian penting dalam terapi untuk meredakan gangguan neurologis.
Namun, para peneliti menyatakan perlunya riset lebih lanjut tentang efek kafein pada manusia.
(Abd)
Penghalang vital antara otak dan suplai darah utama pada kelinci dengan diet kaya lemak terlindungi, terutama pada kelinci yang diberi suplemen kafein. Dalam percobaan, para peneliti dari University of North Dakota, AS, hanya memberi secangkir kopi pada kelinci setiap hari. Ini merupakan bukti terbaik dari manfaat kopi.
Penghalang darah otak merupakan filter yang melindungi sistem saraf pusat dari bahan kimia, yang berpotensi membahayakan, beredar di aliran darah. Penelitian lain menunjukkan, kadar tinggi dari kolesterol darah bisa membuat penghalang ini “bocor”. Hal ini membuat otak rentan terhadap kerusakan.
Setelah 12 minggu diberi diet tinggi kolesterol, penyekat darah otak pada kelinci yang diberi kafein jauh lebih utuh ketimbang yang tanpa kafein. “Kafein muncul untuk menghambat beberapa efek perusak dari kolesterol yang membuat penyekat darah otak bocor,” ujar Dr. Jonathan Geiger, pemimpin penelitian ini, seperti dikutip BBC Rabu (30/10/2013). Sebagai catatan, kolesterol tinggi merupakan faktor risiko penyakit alzheimer.
Kafein merupakan obat yang memiliki kemampuan untuk menstabilkan penyekat darah otak. Hal ini bisa menjadi bagian penting dalam terapi untuk meredakan gangguan neurologis.
Namun, para peneliti menyatakan perlunya riset lebih lanjut tentang efek kafein pada manusia.
(Abd)