Jamu merupakan warisan budaya Bangsa Indonesia yang diwariskan secara turun temurun dan dari generasi ke generasi. Meski zaman makin modern, konsumsi jamu di kalangan masyarakat Indonesia tak surut.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) 2010, lebih dari separuh atau sekitar 55,3 persen penduduk Indonesia mengonsumsi jamu dan 95 persennya menyatakan jamu bermanfaat untuk kesehatan.
Potensi pasar yang luar biasa ini mesti ditanggapi dengan positif. Kasubdit Bina Produksi dan Distribusi Obat-obatan Tradisional Kementrian Kesehatan, dra. Nadira Rahim, Apt. M.Kes berharap para pengusaha jamu gendong atau racikan memahami dengan benar pengolahan dan penjualannya.
Advertisement
"Untuk terus melestarikan warisan budaya ini para penjaja jamu sebaiknya meningkatkan pemahaman tentang pengolahan jamu yang berkualitas," kata dr. Nadira, Jumat (8/11/2013).
Selain itu, para penjaja jamu sebaiknya juga meningkatkan kemampuan racikan dalam penyediaan jamu serta memperhatikan kebersihan dan keamanan jamu.
"Kebersihan dan keamanan jamu perlu diutamakan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia," ujarnya
Mengolah jamu, menurut dra. Nadira, sebaiknya tidak di tempat kotor atau dekat kamar mandi. Hal ini untuk menghindari bakteri menempel atau berpindah ke bahan baku yang akan digunakan.
Selain pengolahan, penyimpanan jamu juga perlu diperhatikan. "Sebaiknya penjual jamu gendongan tidak menggunakan botol plastik tetapi menggunakan botol kaca," katanya.
(Mia/Abd)