Pemberian vaksin menjadi salah satu pencegahan dini penyakit pneumonia pada anak balita. Namun banyak warga di negara berkembang masih belum melakukan vaksinasi diakibatkan harga yang terbilang mahal.
"Mencegah pneumonia dengan empat vaksin yaitu Hib, pneumococcus, DPT, dan campak. Namun dua vaksin hib dan pneumococcus masih belum karena terkendala dengan harga yang mahal," ujar Prof. dr. Cissy B. Kartasasmita, Msc. ,Sp.A (K)., PhD dari UKK Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK-UNPAD/Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, dan ditulis Minggu (10/11/2013).
Mahalnya vaksin itu yang menyebabkan angka kematian anak balita akibat pneumonia masih tinggi. Menurut dr. Cissy, anak yang tidak diberikan vaksin berisiko tiga kali lebih besar terkena penyakit pneumonia.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) 2007 menunjukkan, angka kematian akibat penyakit ini pada bayi mencapai 23,8 persen dan balita 15,5 persen. Data dari WHO juga menunjukkan, setiap jamnya 230 anak meninggal karena pneumonia.
(Mia/Mel)
"Mencegah pneumonia dengan empat vaksin yaitu Hib, pneumococcus, DPT, dan campak. Namun dua vaksin hib dan pneumococcus masih belum karena terkendala dengan harga yang mahal," ujar Prof. dr. Cissy B. Kartasasmita, Msc. ,Sp.A (K)., PhD dari UKK Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK-UNPAD/Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, dan ditulis Minggu (10/11/2013).
Mahalnya vaksin itu yang menyebabkan angka kematian anak balita akibat pneumonia masih tinggi. Menurut dr. Cissy, anak yang tidak diberikan vaksin berisiko tiga kali lebih besar terkena penyakit pneumonia.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) 2007 menunjukkan, angka kematian akibat penyakit ini pada bayi mencapai 23,8 persen dan balita 15,5 persen. Data dari WHO juga menunjukkan, setiap jamnya 230 anak meninggal karena pneumonia.
(Mia/Mel)