Ketika pria dan wanita sama-sama berolahraga, siapa yang mudah `ngos-ngosan` alias sulit bernapas? Ternyata jawabannya, wanita.
Tak hanya saat berolahraga, ketika menjalankan aktivitas fisik seperti naik tangga hingga lari jarak jauh, wanita lebih mungkin mengalami sesak napas ketimbang pria dalam usia yang sama. Ini berlaku pada wanita sehat yang muda atau yang sudah tua.
Lalu apa alasannya?
Dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Experimental Physiology, Dr Dennis Jensen , yang memimpin penelitian di Universitas McGill , Kanada mengatakan, ini semua karena aktivitas listrik yang lebih besar di otot pernapasannya, khususnya diafragma, yang diperlukan untuk pertukaran udara yang diperlukan selama latihan pada wanita muda yang sehat dibanding pria.
"Temuan kami menunjukkan bahwa aktivasi listrik lebih besar dari otot-otot pernapasan selama latihan pada wanita yang diperlukan untuk mengkompensasi paru-paru yang lebih kecil secara biologis, saluran udara, dan otot pernapasan," ujar Dr Dennis seperti dikutip Cosmopolitan, Senin (11/11/2013).
Dalam penelitian ini, 50 pria dan wanita sehat yang tak merokok berusia 20-40 tahun melakukan tes latihan maksimal dengan menggunakan sepeda stasioner. Selama latihan, peneliti memantau kardiovaskular, metabolisme, dan respons pertukaran udara untuk latihan dengan menggunakan peralatan komputerisasi.
Pada interval reguler selama latihan, peserta dinilai intensitas sesak napa dengan menggunakan skala 10.
"Menggunakan multipair elektroda kateter yang di tempatkan dalam kerongkongan peserta, kami juga mencatat electromyogram dari diafragma sepanjang latihan. Pengukuran ini kemudian dianalisa dan dibandingkan antara pria dan wanita," ujarnya.
(Mel)
Tak hanya saat berolahraga, ketika menjalankan aktivitas fisik seperti naik tangga hingga lari jarak jauh, wanita lebih mungkin mengalami sesak napas ketimbang pria dalam usia yang sama. Ini berlaku pada wanita sehat yang muda atau yang sudah tua.
Lalu apa alasannya?
Dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Experimental Physiology, Dr Dennis Jensen , yang memimpin penelitian di Universitas McGill , Kanada mengatakan, ini semua karena aktivitas listrik yang lebih besar di otot pernapasannya, khususnya diafragma, yang diperlukan untuk pertukaran udara yang diperlukan selama latihan pada wanita muda yang sehat dibanding pria.
"Temuan kami menunjukkan bahwa aktivasi listrik lebih besar dari otot-otot pernapasan selama latihan pada wanita yang diperlukan untuk mengkompensasi paru-paru yang lebih kecil secara biologis, saluran udara, dan otot pernapasan," ujar Dr Dennis seperti dikutip Cosmopolitan, Senin (11/11/2013).
Dalam penelitian ini, 50 pria dan wanita sehat yang tak merokok berusia 20-40 tahun melakukan tes latihan maksimal dengan menggunakan sepeda stasioner. Selama latihan, peneliti memantau kardiovaskular, metabolisme, dan respons pertukaran udara untuk latihan dengan menggunakan peralatan komputerisasi.
Pada interval reguler selama latihan, peserta dinilai intensitas sesak napa dengan menggunakan skala 10.
"Menggunakan multipair elektroda kateter yang di tempatkan dalam kerongkongan peserta, kami juga mencatat electromyogram dari diafragma sepanjang latihan. Pengukuran ini kemudian dianalisa dan dibandingkan antara pria dan wanita," ujarnya.
(Mel)