Sukses

Sulit Punya Anak Kedua, Kenapa Ya!

Infertilitas sekunder yaitu ketidakmampuan istri dan suami memiliki keturunan kedua yang bisa jadi akibat usia atau gangguan pada reproduksi

Setelah memiliki anak pertama, kebanyakan para orangtua mendambakan adanya anak kedua. Namun sebagian pasangan ada yang mengalami kesulitan untuk memperolehnya.

Kondisi tersebut menurut Vice president BundaMedik dan CEO Morula IVF Indonesia, dr Ivan Sini, MD, FRANZCOG, GDRM, SpOG disebut sebagai infertilitas sekunder.

"Kalau sulit mendapatkan anak pertama disebut dengan infertilitas primer, dan wanita yang ingin punya anak kedua tetapi terasa sulit disebut infertilitas sekunder, dan itu lebih baik jika dikonsultasikan," kata dr. Ivan, ditulis Kamis (21/11/2013).

Fertilitas artinya kemampuan istri dan suami untuk menjadi hamil dan melahirkan bayi hidup, sedangkan infertilitas artinya sebaliknya. Hal ini menurut dr. Ivan perlu dicari penyebabnya dengan skrining kesehatan.

"Konsultasikan dulu kemudian dicek apakah ada gangguan pada rahimnya atau ada penyakit seperti kista atau endometriosis. Atau bisa jadi karena tingkat kesuburan yang dipengaruhi oleh usia," katanya.

Tingkat kesuburan berhubungan erat dengan usia pasangan suami istri, wanita usia di bawah 35 tahun kondisi kesuburannya lebih baik

"Kesuburan wanita akan menurun saat memasuki usia 35 tahun ke atas. Kondisi ini karena produksi hormon estrogen dan progesteron makin menurun seiring bertambahnya usia wanita, atau bisa juga dari gaya hidup yang tidak sehat," kata Ivan.

Menurut dr. Ivan, penyebab infertilitas sekunder selain usia dan kista bisa juga karena jumlah sperma yang rendah atau gangguan reproduksi pada pria, kombinasi masalah sistem reproduksi antara suami dan istri, rusaknya tuba Falopii.

Program bayi tabung dan inseminasi untuk sebagian pasangan dijadikan sebagai solusi terakhir untuk memperoleh keturunan. "Untuk itu, perlu atau tidaknya dilakukan program bayi tabung dan inseminasi pasangan yang memiliki masalah sulit mendapatkan anak sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk menemukan solusi terbaiknya, karena kalau sudah melewati usia 35 tahun risiko kehamilan dan kelahirannya lebih besar, seperti keguguran atau prematur," katanya.

(Mia/Abd)