Kadar hormon ASI yang disebut prolaktin yang rendah ternyata berpengaruh pada melempemnya dorongan seks pada pria.
Prolaktin merupakan hormon yang diproduksi kelenjar hipofisis, di bawah otak. Hormon ini berperan dalam merangsang perkembangan payudara dan produksi susu pada wanita.
Selain dua fungsi itu, masih banyak fungsi lainnya termasuk memberikan kepuasan seksual. Hormon ini menurut para peneliti akan makin berkurang bila muncul hormon dopamin.
Situs Dailymail, Jumat (22/11/2013), menyebutkan selama ini para peneliti berpikir dopamin dalam kadar yang tinggi memengaruhi kinerja pria di ranjang sehingga para ilmuwan begitu terkejut dengan temuan baru ini.
Penelitian tersebut dilaporkan dalam Journal of Sexual Medicine yang menilai 3.000 pria Eropa yang berusia 40 sampai 79 tahun. Kadar testosteron, prolaktin termasuk kolesterol, gula darah, dan BMI para pria ini diperiksa.
Kemudian peserta menjawab pertanyaan tentang kesehatan seksual, konsumsi alkohol, dan apakah mereka merokok. Hasilnya, pria yang memiliki prolaktin tingkat rendah memiliki tanda-tanda kesehatan seksual dan psikologis yang buruk.
Jika pria memiliki prolaktin lebih rendah dibanding rata-rata, maka pria itu memiliki perasaan tertekan, rendahnya fungsi sosial, dan kurang mungkin menikmati orgasme.
Pria-pria ini juga cenderung kurang sehat secara keseluruhan, dan memiliki indikator kesehatan yang buruk seperti BMI yang tinggi, gula darah, dan kurang melakukan aktivitas fisik.
(Mel/*)
Prolaktin merupakan hormon yang diproduksi kelenjar hipofisis, di bawah otak. Hormon ini berperan dalam merangsang perkembangan payudara dan produksi susu pada wanita.
Selain dua fungsi itu, masih banyak fungsi lainnya termasuk memberikan kepuasan seksual. Hormon ini menurut para peneliti akan makin berkurang bila muncul hormon dopamin.
Situs Dailymail, Jumat (22/11/2013), menyebutkan selama ini para peneliti berpikir dopamin dalam kadar yang tinggi memengaruhi kinerja pria di ranjang sehingga para ilmuwan begitu terkejut dengan temuan baru ini.
Penelitian tersebut dilaporkan dalam Journal of Sexual Medicine yang menilai 3.000 pria Eropa yang berusia 40 sampai 79 tahun. Kadar testosteron, prolaktin termasuk kolesterol, gula darah, dan BMI para pria ini diperiksa.
Kemudian peserta menjawab pertanyaan tentang kesehatan seksual, konsumsi alkohol, dan apakah mereka merokok. Hasilnya, pria yang memiliki prolaktin tingkat rendah memiliki tanda-tanda kesehatan seksual dan psikologis yang buruk.
Jika pria memiliki prolaktin lebih rendah dibanding rata-rata, maka pria itu memiliki perasaan tertekan, rendahnya fungsi sosial, dan kurang mungkin menikmati orgasme.
Pria-pria ini juga cenderung kurang sehat secara keseluruhan, dan memiliki indikator kesehatan yang buruk seperti BMI yang tinggi, gula darah, dan kurang melakukan aktivitas fisik.
(Mel/*)