Ada tiga daerah yang menjadi tempat menyebarnya emboli, ketika pada perempuan yang mengalami kejadian itu saat proses persalinan. Ke mana sajakah itu?
Divisi Fetomaternal Departemen Obstetrik dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI-RSCM), dr. Yudianto Budi S. SpOG(K), menjelaskan bahwa emboli ada yang masuk ke dalam paru, limpa, dan ada pula yang ke jantung.
"Ketika terjadi emboli, tenaga kesehatan harus melakukan bantuan pernapasan dengan bantuan alat pompa, tergantung larinya ke mana. Ada yang paru, limpa, dan jantungnya," kata dr. Yudianto Budi, di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Jumat (29/11/2013)
Dr. Yudianto Budi hanya menjelaskan, karena ini merupakan sistem sirkulasi, penyebaran emboli tak dapat diprediksi.
"Ini kan sistem sirkulasi. Begitu pembuluh darah masuk dari rahim, balik ke jantung, terserah menyebarnya ke mana. Kalau ke otak, jatuhnya pasien akan koma, kalau jantung, pasien mengalami gagal sirkulasi," kata dr. Yudianto menjelaskan.
Namun menurut data yang ada, dikatakan dr. Yudianto Budi, paling banyak terjadi gagal sirkulasi ditambah dengan gagal pernapasan.
Emboli sendiri merupakan keadaan darurat obstetrik yang tak dapat dicegah. Kejadian ini sangat langka, diperikirakan terjadi antara 1 dari 8.000 sampai dengan 1 dari 80.000 persalinan.
Kurang lebih, 19 persen saat proses persalinan, dan 11 persen terjadi selama proses normal.
(Adt/Abd)
Divisi Fetomaternal Departemen Obstetrik dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI-RSCM), dr. Yudianto Budi S. SpOG(K), menjelaskan bahwa emboli ada yang masuk ke dalam paru, limpa, dan ada pula yang ke jantung.
"Ketika terjadi emboli, tenaga kesehatan harus melakukan bantuan pernapasan dengan bantuan alat pompa, tergantung larinya ke mana. Ada yang paru, limpa, dan jantungnya," kata dr. Yudianto Budi, di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Jumat (29/11/2013)
Dr. Yudianto Budi hanya menjelaskan, karena ini merupakan sistem sirkulasi, penyebaran emboli tak dapat diprediksi.
"Ini kan sistem sirkulasi. Begitu pembuluh darah masuk dari rahim, balik ke jantung, terserah menyebarnya ke mana. Kalau ke otak, jatuhnya pasien akan koma, kalau jantung, pasien mengalami gagal sirkulasi," kata dr. Yudianto menjelaskan.
Namun menurut data yang ada, dikatakan dr. Yudianto Budi, paling banyak terjadi gagal sirkulasi ditambah dengan gagal pernapasan.
Emboli sendiri merupakan keadaan darurat obstetrik yang tak dapat dicegah. Kejadian ini sangat langka, diperikirakan terjadi antara 1 dari 8.000 sampai dengan 1 dari 80.000 persalinan.
Kurang lebih, 19 persen saat proses persalinan, dan 11 persen terjadi selama proses normal.
(Adt/Abd)