Sukses

Emboli Dapat Terjadi Sebelum dan Saat Persalinan

Semenjak kematian pasien bernama Siska Makatey karena kasus emboli, banyak perempuan yang bertanya-tanya apa sebenarnya emboli itu

Semenjak kematian pasien bernama Siska Makatey karena kasus emboli, banyak perempuan yang bertanya-tanya apa sebenarnya emboli itu, dan apa saja tanda-tandanya?

Menurut Divisi Fetomaternal Departemen Obstetrik dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI-RSCM), dr. Yudianto Budi S. SpOG(K), emboli sendiri merupakan keadaan darurat obstetrik, yang tidak dapat diprediksi dan dicegah sama sekali. Emboli terjadi sebelum, saat, atau sesaat setelah proses persalinan.

"Bisa dikatakan bahwa kejadian itu bisa terjadi selama proses persalinan. Bisa tiba-tiba denyut jantung bayinya turun, kita enggak pernah tahu," kata dr. Yudianto Budi, di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, ditulis Kamis (28/11/2013)

Lebih lanjut dr. Yudianto Budi mengatakan, pada saat air ketuban ibu pecah, tiba-tiba saja ibunya menjadi syok, atau bahkan kehilangan kesadaran, tiba-tiba tensinya enggak teraba, itu disebutnya emboli.

"Atau tiba-tiba tensi si ibu enggak teraba, tiba-tiba dia sesak napas, dan biru, itu kita bilangnya emboli," kata dia lagi menambahkan.

Ketika itu terjadi, tambah dr. Yudianto, semua tenaga kesehatan harus segera memberikan bantuan pernapasan. Dapat menggunakan bantuan alat pompa, dan alat apa saja tergantung larinya emboli itu ke mana.

Menurut para ahli medis, emboli merupakan kejadian yang sangat langka, diperkirakan 1 dari 8.000 sampai dengan 1 dari 80.000 persalinan. Kurang lebih, 19 persen saat proses cesar, dan 11 persalinan normal.

"Risiko terbanyak terjadi pada proses cesar. Alasannya kenapa? Menurut penelitian, dan ilmu kedokteran sendiri, memang emboli ini terjadi banyak pada cesar. Ada beberapa ilmu kedokteran yang memang sulit untuk dijelaskan," kata dr. Yudianto menjelaskan.

(Adt/Abd)
Video Terkini