Sukses

Chanbara, Beladiri Jepang yang Lagi Tren dan Layak Dicoba

Menghabiskan waktu dengan keluarga di akhir pekan tidak hanya dengan berjalan-jalan tetapi bisa dilakukan dengan olahraga seperti Chanbara.

Menghabiskan waktu dengan keluarga di akhir pekan tidak hanya dengan berjalan-jalan tetapi bisa dilakukan dengan olahraga. Salah satu olahraga yang dapat dipilih yaitu Chanbara.

Olahraga bela diri asal Jepang ini dikenal sejak tahun 1969, namun di Indonesia sendiri Chanbara masih terbilang baru.  Chanbara yang kini sedang ngetren ini layak dicoba karena bagus untuk pembentukan karakter anak dan bisa dilakukan bareng keluarga.

Salah satu yang mengenalkan beladiri Jepang ini yaitu Family Martial Arts (FMA) yang berdiri sejak 2008. Seni bela diri Chanbara adalah olah raga bela diri senjata ala Samurai dari Jepang yang diperkenalkan pertama kali oleh Sensei Tanabe pada tahun 1969 dan sekarang sudah menyebar ke lebih dari 40 Negara di dunia.

"Olahraga ini fun sekali untuk keluarga dilakukan dengan anak yang bertanding dengan ayah atau ibu. Dengan melakukan ini keluarga menjadi lebih dekat dan para orangtua juga dapat melatih motorik dan membentuk karakter anak lewat gerakan," kata Arman Priadi yang mengajar Kelas Chanbara di PermataBank Namaste Festival 2

Menurut Sensei Arman, bonding atau keterikatan antara orangtua dan anak sangat penting untuk menjaga keharmonisan keluarga, selain itu mereka akan jauh lebih menghargai dan menghormati satu sama lain.

"Tentunya menjadi lebih sehat dan seru sekali kan, berlatih Chanbara bersama keluarga," kata Arman seperti ditulis Senin (2/12/2013).

Dalam seni beladiri Chanbara, anak-anak usia 4-12 tahun diajarkan mengenai dasar-dasar bertahan dan menyerang dengan menggunakan tangan kosong (self defense) dan juga menggunakan pedang pendek yang disebut dengan Kodachi.

Konsep pengajaran menggunakan Love Based Teaching Method yaitu lewat positive words dengan memberikan kata-kata yang mengandung makna positif untuk menstimulasi kemampuan si anak.

"Contohnya seperti kalimat No, you’re wrong diganti dengan kaliamat It’s better for you to do this. Kalimat itu kan maknanya positif jad masukan yang baik untuk anak agar anak termotivasi," kata Arman.

(Mia/Mel).