Iklan sabun Lifebuoy yang berjudul `5 Tahun Bisa untuk NTT` diprotes warga Nusa Tenggara Timur karena dianggap melecehkan warga. Namun, PT Unilever Indonesia dengan tegas menyuarakan pihaknya tak pernah bermaksud merendahkan atau mengeksploitasi kekurangan di NTT. Niat Lifebuoy hanya satu untuk membantu anak-anak di Bitobe, NTT.
"Tujuan kami tulus untuk membantu anak-anak di Bitobe agar bisa mendapat fasilitas edukasi kesehatan cuci tangan pakai sabun," kata Media Relations Manager PT Unilever Indonesia Tbk, Aurellio Kaunang, saat dihubungi Liputan6.com, Senin (2/12/2013).
Menurut pria yang akrab disapa Rio itu, kalaupun iklan yang ditayangkan ada pemilihan kata-kata yang tak tepat sehingga menyinggung beberapa pihak, PT Unilever Indonesia mengucapkan mohon maaf karena tak bermaksud apapun.
"Kami sangat terbuka berdialog dengan siapa pun," ujarnya.
Rio mengatakan, sebenarnya iklan Lifebuoy `5 Tahun Bisa untuk NTT` itu sudah habis masa tayangnya pada 30 November 2013. Dan iklan tersebut merupakan tahap awal kampanye kesehatan di NTT. Iklan tersebut ditujukan untuk menggalang dukungan masyarakat luas untuk kebersihan khususnya di Bitobe, NTT.
"Kita mengajak masyarakat semua ayo sama-sama memberikan dukungan membangun Bitobe, NTT. Dan dukungan tak semata-mata harus membeli produk, masih ada mekanisme lain,
"Kemarin itu baru langkah pembuka karena masih ada beberapa program untuk Desa Bitobe agar mendapat edukasi yang tepat dalam menjaga kesehatan," ujarnya.
Tentang penggunaan kata NTT, bukan langsung Bitobe, menurut Rio, itu semua berdasarkan data dari Kemenkes yang mereka gunakan. Sebelum mengarahkan bantuan ke Bitobe, tim Unilever juga sudah turun ke lokasi untuk melihat kondisi di NTT. Ternyata, daerah Bitobe yang sangat membutuhkan bantuan.
"Jadi kalau memang ada beberapa kata-kata yang di iklan tersebut menyinggung masyarakat NTT, kami sangat meminta maaf. Kita tak bermaksud menggeneralisir. Kita tahu tidak seluruh masyarakat NTT seperti itu," jelasnya.
Seperti diketahui, iklan sabun Lifebuoy itu menceritakan kebiasaan warga Bitobe, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang kurang kesadaran dengan hidup bersih. Bahkan disebutkan, satu dari empat balita di NTT meninggal karena diare.
Di akhir iklan itu Pandji Pragiwaksono, yang menjadi bintang iklannya berpesan `Agar Mereka Bisa Merayakan Ulang Tahun kelima dan seterusnya`. Namun, belakangan ini muncul sejumlah protes dari warga NTT karena iklan tersebut.
(Mel/Igw)
Baca Juga:
Kenapa Pesan Lifebuoy `5 Tahun Bisa untuk NTT` Menuai Protes?
"Tujuan kami tulus untuk membantu anak-anak di Bitobe agar bisa mendapat fasilitas edukasi kesehatan cuci tangan pakai sabun," kata Media Relations Manager PT Unilever Indonesia Tbk, Aurellio Kaunang, saat dihubungi Liputan6.com, Senin (2/12/2013).
Menurut pria yang akrab disapa Rio itu, kalaupun iklan yang ditayangkan ada pemilihan kata-kata yang tak tepat sehingga menyinggung beberapa pihak, PT Unilever Indonesia mengucapkan mohon maaf karena tak bermaksud apapun.
"Kami sangat terbuka berdialog dengan siapa pun," ujarnya.
Rio mengatakan, sebenarnya iklan Lifebuoy `5 Tahun Bisa untuk NTT` itu sudah habis masa tayangnya pada 30 November 2013. Dan iklan tersebut merupakan tahap awal kampanye kesehatan di NTT. Iklan tersebut ditujukan untuk menggalang dukungan masyarakat luas untuk kebersihan khususnya di Bitobe, NTT.
"Kita mengajak masyarakat semua ayo sama-sama memberikan dukungan membangun Bitobe, NTT. Dan dukungan tak semata-mata harus membeli produk, masih ada mekanisme lain,
"Kemarin itu baru langkah pembuka karena masih ada beberapa program untuk Desa Bitobe agar mendapat edukasi yang tepat dalam menjaga kesehatan," ujarnya.
Tentang penggunaan kata NTT, bukan langsung Bitobe, menurut Rio, itu semua berdasarkan data dari Kemenkes yang mereka gunakan. Sebelum mengarahkan bantuan ke Bitobe, tim Unilever juga sudah turun ke lokasi untuk melihat kondisi di NTT. Ternyata, daerah Bitobe yang sangat membutuhkan bantuan.
"Jadi kalau memang ada beberapa kata-kata yang di iklan tersebut menyinggung masyarakat NTT, kami sangat meminta maaf. Kita tak bermaksud menggeneralisir. Kita tahu tidak seluruh masyarakat NTT seperti itu," jelasnya.
Seperti diketahui, iklan sabun Lifebuoy itu menceritakan kebiasaan warga Bitobe, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang kurang kesadaran dengan hidup bersih. Bahkan disebutkan, satu dari empat balita di NTT meninggal karena diare.
Di akhir iklan itu Pandji Pragiwaksono, yang menjadi bintang iklannya berpesan `Agar Mereka Bisa Merayakan Ulang Tahun kelima dan seterusnya`. Namun, belakangan ini muncul sejumlah protes dari warga NTT karena iklan tersebut.
(Mel/Igw)
Baca Juga:
Kenapa Pesan Lifebuoy `5 Tahun Bisa untuk NTT` Menuai Protes?