Seorang Dermatolog, Dr Nick Lowe yang juga president of the British Cosmetic Dermatology Group baru-baru ini memperingatkan bahaya penggunaan cat kuku (kuteks) ataupun kuku palsu.
Menurut Nick, kuteks atau kuku palsu yang ditempelkan ke kuku dapat menyebabkan kerusakan permanen di dasar kuku.
"Ada juga risiko infeksi jika alat manicure tidak disterilkan dengan benar seperti infeksi jamur, bakteri dan virus seperti herpes," kata Nick, seperti dilansir Dailymail, Rabu (4/12/2013).
Nick mengatakan, beberapa cat kuku juga mengandung bahan-bahan seperti formaldehida yang dapat memicu reaksi alergi. Padahal kuku adalah perpanjangan kulit Anda. "Ini karena sel-sel kulit kuku itu berpori. Jika kuku rusak, maka akan lama untuk memperbaikinya," jelas Nick.
Nick menambahkan, terlalu lama menggunakan cat kuku di bawah sinar matahari apalagi baru dihapus seminggu kemudian akan menimbulkan risiko serius bagi kesehatan wanita.
"Kami khawatir bahwa penggunaan kuteks terlalu lama dapat meningkatkan risiko kanker kulit. Maka itu saya sangat menyarankan untuk perempuan agar menjalani perawatan ini sekali atau dua kali dalam setahun saja," tambah Nick.
(Fit/Mel)
Menurut Nick, kuteks atau kuku palsu yang ditempelkan ke kuku dapat menyebabkan kerusakan permanen di dasar kuku.
"Ada juga risiko infeksi jika alat manicure tidak disterilkan dengan benar seperti infeksi jamur, bakteri dan virus seperti herpes," kata Nick, seperti dilansir Dailymail, Rabu (4/12/2013).
Nick mengatakan, beberapa cat kuku juga mengandung bahan-bahan seperti formaldehida yang dapat memicu reaksi alergi. Padahal kuku adalah perpanjangan kulit Anda. "Ini karena sel-sel kulit kuku itu berpori. Jika kuku rusak, maka akan lama untuk memperbaikinya," jelas Nick.
Nick menambahkan, terlalu lama menggunakan cat kuku di bawah sinar matahari apalagi baru dihapus seminggu kemudian akan menimbulkan risiko serius bagi kesehatan wanita.
"Kami khawatir bahwa penggunaan kuteks terlalu lama dapat meningkatkan risiko kanker kulit. Maka itu saya sangat menyarankan untuk perempuan agar menjalani perawatan ini sekali atau dua kali dalam setahun saja," tambah Nick.
(Fit/Mel)