Banyak kesalahpahaman yang beredar di masyarakat Indonesia mengenai penyimpanan stem cell (sel punca) darah tali pusat pada anak yang baru lahir. Sebenarnya, perlukah menyimpan stem cell darah tali pusat ini?
Spesialis Kebidanan dan Kandungan Rumah Sakit Bunda Jakarta, dr. Taufik Jamaan, SpOG, KFER mengatakan bahwa masih banyak masyarakat kita yang beranggapan, kemungkinan penggunaan sel punca pada keluarga yang tidak memiliki riwayat kanker atau penyakit lainnya akan sangat rendah. Sehingga, masyarakat merasa tidak perlu untuk menyimpan stem cell darah tali pusat bayinya.
"Pada kenyataannya, banyak penyakit serius non herediter yang dapat menyerang tanpa ada tanda awal, sebenarnya dapat diterapi dengan stem cell darah tali pusat," kata dr. Taufik Jamaan dalam acara 'Harapan Baru Pengobatan Penyakit Dengan Stem Cell Melalui Terapi Regeneratif' di Auditorium Prodia Tower, Jakarta, ditulis Rabu (4/12/2013)
Menurut data statistik, lanjut dr. Taufik, satu dari 217 orang membutuhkan tranplantasi sel punca darah tali pusat selama hidupnya. Jelas, jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan beberapa tahun sebelumnya, dan diprediksi akan terus meningkat seiring bertambahnya jumlah penyakit yang dapat disembuhkan melalui terapi stem cell darah tali pusat.
"Memang, saat ini banyak masyarakat Indonesia yang sadar akan pentinya menyimpan stem cell darah tali pusat ini. Namun amat disayangkan, jika dibandingkan dengan negara lain seperti Singapura dan Taiwan, presentase penyimpanan stem cell darah tali pusat di Indonesia memang masih sangat kecil," kata dia lagi menjelaskan.
(Adt/Mel)
Spesialis Kebidanan dan Kandungan Rumah Sakit Bunda Jakarta, dr. Taufik Jamaan, SpOG, KFER mengatakan bahwa masih banyak masyarakat kita yang beranggapan, kemungkinan penggunaan sel punca pada keluarga yang tidak memiliki riwayat kanker atau penyakit lainnya akan sangat rendah. Sehingga, masyarakat merasa tidak perlu untuk menyimpan stem cell darah tali pusat bayinya.
"Pada kenyataannya, banyak penyakit serius non herediter yang dapat menyerang tanpa ada tanda awal, sebenarnya dapat diterapi dengan stem cell darah tali pusat," kata dr. Taufik Jamaan dalam acara 'Harapan Baru Pengobatan Penyakit Dengan Stem Cell Melalui Terapi Regeneratif' di Auditorium Prodia Tower, Jakarta, ditulis Rabu (4/12/2013)
Menurut data statistik, lanjut dr. Taufik, satu dari 217 orang membutuhkan tranplantasi sel punca darah tali pusat selama hidupnya. Jelas, jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan beberapa tahun sebelumnya, dan diprediksi akan terus meningkat seiring bertambahnya jumlah penyakit yang dapat disembuhkan melalui terapi stem cell darah tali pusat.
"Memang, saat ini banyak masyarakat Indonesia yang sadar akan pentinya menyimpan stem cell darah tali pusat ini. Namun amat disayangkan, jika dibandingkan dengan negara lain seperti Singapura dan Taiwan, presentase penyimpanan stem cell darah tali pusat di Indonesia memang masih sangat kecil," kata dia lagi menjelaskan.
(Adt/Mel)