Alat kontrasepsi memiliki banyak jenis, salah satunya kondom. Walaupun tidak 100 persen, kondom dipilih untuk membantu mencegah kehamilan dan menghindari penularan HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus Infection/Acquired Immunodeficiency Syndrome) dan Infeksi Menular Seksual (IMS).
Kondom yang berbahan dasar lateks atau poliuretan terkadang juga dapat bocor atau pecah. Dikutip dari Webmd, Jumat (6/12/2013) ada beberapa alasan mengapa kondom bisa pecah atau bocor, yaitu:
Kondom yang berbahan dasar lateks atau poliuretan terkadang juga dapat bocor atau pecah. Dikutip dari Webmd, Jumat (6/12/2013) ada beberapa alasan mengapa kondom bisa pecah atau bocor, yaitu:
2 dari 7 halaman
1. Terlalu tua atau Lama Penyimpannanya
Di pembungkus kondom yang saat ini dipasarkan sudah memiliki tanggal kadaluarsa. Perhatikan label sebelum membelinya.
Advertisement
3 dari 7 halaman
2. Penyimpanan yang Salah
Kondom lateks dapat rusak atau mudah bocor bila terkena panas atau cahaya. Jadi kondom tidak dianjurkan disimpan di dalam laci mobil atau dompet.
4 dari 7 halaman
3. Kurangnya Pelumas
Pelumasan tambahan diperlukan saat seks dubur. Pelumasan yang kurang dapat membuat gesekan yang merusak kondom. Untuk seks vaginal juga terkadang membutuhkan pleumas. Pilih pelumas yang berbahan dasar air seperti KY jelly.
Advertisement
5 dari 7 halaman
4. Pemakaian Pelumas yang Salah
Hindari pelumas yang mengandung minyak seperti Vaseline , minyak bayi, dan minyak sayur. Bahan tersebut dapat melemahkan karet atau lateks sehingga kondom mudah bocor.
6 dari 7 halaman
5. Ukuran Terlalu Kecil
Kondom yang ukurannya terlalu sempit dapat mengalangi kenyamanan pemakainya. Coba ukuran yang lebih besar, jangan yang ketat.
Advertisement
7 dari 7 halaman
6. Salah Pemakaian
Memakai kondom saat Mr. P berereksi sehingga tahu ukurannya, terlalu besar atau sempit, karena mempengaruhi fungsinya.
(Mia/Abd)