Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI)Â dr. Zaenal Abidin, MH meminta masyarakat agar tidak khawatir mengenai obat haram yang muncul di pasaran.
Hal yang sama juga disampaikan Bidang Kajian Obat dan Farmakoterapi IDI, Masfar Salim. "Hanya segelintir obat yang bermasalah (haram) yaitu beberapa obat pengencer darah dan beberapa vaksin," kata Masfar saat ditemui di Kantor Pusat Pengurus Besar IDI, Jakarta Pusat, Kamis (12/12/2013).
Beberapa obat tersebut dikatakan haram karena kandungan di dalamnya terdapat unsur babi. Beberapa obat pengencer darah dan vaksin yang mengandung enzim tripsin babi, seperti Enoxaparin (R/lovenox) merupakan pengencer darah yang diberikan subtkutan dua kali dalam satu hari, obat Ufh (unfractined Heparin) diberikan terus menerus selama 48 jam dengan monitoring yang ketat. Dan Fondaparinux diberikan hanya satu kali dalam sehari. Namun menurut Masfar obat ini tidak dianjurkan karena mengakibatkan pemasangan stent tidak efektif.
Vaksin Meningitis tidak mengandung babi di dalamnya namun menurut Masfar pada proses pembuatannya bersentuhan dengan enzim dari babi.
"Enzim dari babi itu sebagai katalisator penghubung dalam obat. Tapi pada vaksin tidak ada di dalamnya tapi saat proses pembuatannya saja yang bersentuhan. Namun, saat jadi tidak ada unsur babi sama sekali karena hilang dari proses pencucian," kata Masfar.
Masfar menambahkan vaksin tersebut yang dipakai sebelum pergi haji. "Di Arab itu yang mau haji kan harus suntik vaksin ini dulu dan MUI memperbolehkan sementara penggunaan ini sampai ada obat halal," kata Masfar.
Selain Masfar, dr. Jamal yang juga Bidang Kajian Obat dan Farmakoterapi mengatakan sebenarnya ada yang halal namun tidak efektif.
"Enzim tripsin memang tidak hanya di babi, hewan lain juga ada tapi tidak seefektif sekuat enzim dari babi," kata Jamal.
Sekertaris Jenderal IDI, dr. Daeng M. Faqih, MH masyarakat jangan dulu khawatir sehingga mengakibatkan asumsi yang salah.
"Tidak betul hampir semua obat itu haram. Ada beberapa yag haram namun memiliki dampak yang lebih baik dari yang lain. Untuk sementara dulu sampai ada yang menemukan obagtnya," kata Daeng.
(Mia/Abd)
Hal yang sama juga disampaikan Bidang Kajian Obat dan Farmakoterapi IDI, Masfar Salim. "Hanya segelintir obat yang bermasalah (haram) yaitu beberapa obat pengencer darah dan beberapa vaksin," kata Masfar saat ditemui di Kantor Pusat Pengurus Besar IDI, Jakarta Pusat, Kamis (12/12/2013).
Beberapa obat tersebut dikatakan haram karena kandungan di dalamnya terdapat unsur babi. Beberapa obat pengencer darah dan vaksin yang mengandung enzim tripsin babi, seperti Enoxaparin (R/lovenox) merupakan pengencer darah yang diberikan subtkutan dua kali dalam satu hari, obat Ufh (unfractined Heparin) diberikan terus menerus selama 48 jam dengan monitoring yang ketat. Dan Fondaparinux diberikan hanya satu kali dalam sehari. Namun menurut Masfar obat ini tidak dianjurkan karena mengakibatkan pemasangan stent tidak efektif.
Vaksin Meningitis tidak mengandung babi di dalamnya namun menurut Masfar pada proses pembuatannya bersentuhan dengan enzim dari babi.
"Enzim dari babi itu sebagai katalisator penghubung dalam obat. Tapi pada vaksin tidak ada di dalamnya tapi saat proses pembuatannya saja yang bersentuhan. Namun, saat jadi tidak ada unsur babi sama sekali karena hilang dari proses pencucian," kata Masfar.
Masfar menambahkan vaksin tersebut yang dipakai sebelum pergi haji. "Di Arab itu yang mau haji kan harus suntik vaksin ini dulu dan MUI memperbolehkan sementara penggunaan ini sampai ada obat halal," kata Masfar.
Selain Masfar, dr. Jamal yang juga Bidang Kajian Obat dan Farmakoterapi mengatakan sebenarnya ada yang halal namun tidak efektif.
"Enzim tripsin memang tidak hanya di babi, hewan lain juga ada tapi tidak seefektif sekuat enzim dari babi," kata Jamal.
Sekertaris Jenderal IDI, dr. Daeng M. Faqih, MH masyarakat jangan dulu khawatir sehingga mengakibatkan asumsi yang salah.
"Tidak betul hampir semua obat itu haram. Ada beberapa yag haram namun memiliki dampak yang lebih baik dari yang lain. Untuk sementara dulu sampai ada yang menemukan obagtnya," kata Daeng.
(Mia/Abd)