Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta tak pernah memulangkan pasien atas nama Bambang bin Simun yang diduga mengalami filariasis atau kaki gajah. Bambang saat itu tak perlu rawat inap karena memang tak ada indikasi yang mengharuskannya dirawat .
"Tidak ada pemulangan pasien apalagi menelantarkan. Kami tidak pernah melakukan hal tersebut kepada pasien siapa pun," kata Kepala Humas RSCM Lastin saat diwawancarai Liputan6.com, Jumat (13/12/2013).
Lastin pun menceritakan kejadian yang menimpa Bambang, "Pasien kami memang sudah terdaftar sebagai pasien kaki gajah di poliklinik RSCM. Bukan dipulangkan tapi memang saat itu kondisinya tidak ada indikasi rawat inap atau indikasi darurat yang harus dirawat," katanya saat ditemui di ruang kerjanya.
Lastin pun menceritakan kronologi kejadiannya:
1. Pasien laki-laki berinisial B masuk IGD RSCM pada 1 Desember 2013 pukul 16.35 WIB. Pasien membawa surat rujukan daru RSUD Bekasi yang ditujuka ke Poliklinik Penyakit Dalam dengan jaminan Jamkesmas.
2. Tim jaga IGD RSCM mendapatkan keterangan dari pengantar dan teman pasien karena ada kendala dalam berkomunikasi (tuna rungu dan tuna wicara).
"Menurut keterangan keluarga pasien mengeluh mual dan muntah. Kakinya nyeri, sejak 10 jam sebelum datang. Tidak ada demam dan masih konsumsi makan dan minum," katanya.
3. Pemeriksaan tanda vital seperti tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan dan kadar oksigen dalan darah dilakukan kepada pasien.
Hasil menunjukan tidak ada kelainan sehingga disarankan untuk kontrol ke poliklinik sesuai rujukan (tidak ada indikasi rawat inap) dan tetap makan dan minum seperti biasa serta diberi obat mual dan muntah untuk dibawa pulang.
4. Sebelum pasien pulang dilakukan evaluasi kembali. Keterangan dari ayah pasien ada riwayat muntah bewarna hitam, keadaan umun pasien baik dan tenang selanjutnya pasien ditata laksana lebih lanjut.
"Katanya pasien kan muntah darah, mungkin bukan muntah darah tetapi kan bisa saja dari makanan. Misalnya habis makan apa warnanya kan kita tidak tahu, nah saat muntah warnanya merah atau hitam. Mungkin mereka berpikir itu darah sama keluarganya," ujarnya.
Pendamping keluarga pasien, Topik mengatakan waktu itu pihak rumah sakit memberi tahu kalau tidak perlu rawat inap karena kondisinya tidak masuk kriterianya.
"Katanya kondisi Bambang itu sudah baik jadi tidak perlu rawat inap tetapi cukup rawat jalan. Karena tidak ada kriteria sebagai pasien yang rawat inap, tapi sebenarnya kita ingin Bambang itu dirawat di sana mungkin akan lebih cepat ditanganinya," kata Topik.
(Mia/Mel/*)
"Tidak ada pemulangan pasien apalagi menelantarkan. Kami tidak pernah melakukan hal tersebut kepada pasien siapa pun," kata Kepala Humas RSCM Lastin saat diwawancarai Liputan6.com, Jumat (13/12/2013).
Lastin pun menceritakan kejadian yang menimpa Bambang, "Pasien kami memang sudah terdaftar sebagai pasien kaki gajah di poliklinik RSCM. Bukan dipulangkan tapi memang saat itu kondisinya tidak ada indikasi rawat inap atau indikasi darurat yang harus dirawat," katanya saat ditemui di ruang kerjanya.
Lastin pun menceritakan kronologi kejadiannya:
1. Pasien laki-laki berinisial B masuk IGD RSCM pada 1 Desember 2013 pukul 16.35 WIB. Pasien membawa surat rujukan daru RSUD Bekasi yang ditujuka ke Poliklinik Penyakit Dalam dengan jaminan Jamkesmas.
2. Tim jaga IGD RSCM mendapatkan keterangan dari pengantar dan teman pasien karena ada kendala dalam berkomunikasi (tuna rungu dan tuna wicara).
"Menurut keterangan keluarga pasien mengeluh mual dan muntah. Kakinya nyeri, sejak 10 jam sebelum datang. Tidak ada demam dan masih konsumsi makan dan minum," katanya.
3. Pemeriksaan tanda vital seperti tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan dan kadar oksigen dalan darah dilakukan kepada pasien.
Hasil menunjukan tidak ada kelainan sehingga disarankan untuk kontrol ke poliklinik sesuai rujukan (tidak ada indikasi rawat inap) dan tetap makan dan minum seperti biasa serta diberi obat mual dan muntah untuk dibawa pulang.
4. Sebelum pasien pulang dilakukan evaluasi kembali. Keterangan dari ayah pasien ada riwayat muntah bewarna hitam, keadaan umun pasien baik dan tenang selanjutnya pasien ditata laksana lebih lanjut.
"Katanya pasien kan muntah darah, mungkin bukan muntah darah tetapi kan bisa saja dari makanan. Misalnya habis makan apa warnanya kan kita tidak tahu, nah saat muntah warnanya merah atau hitam. Mungkin mereka berpikir itu darah sama keluarganya," ujarnya.
Pendamping keluarga pasien, Topik mengatakan waktu itu pihak rumah sakit memberi tahu kalau tidak perlu rawat inap karena kondisinya tidak masuk kriterianya.
"Katanya kondisi Bambang itu sudah baik jadi tidak perlu rawat inap tetapi cukup rawat jalan. Karena tidak ada kriteria sebagai pasien yang rawat inap, tapi sebenarnya kita ingin Bambang itu dirawat di sana mungkin akan lebih cepat ditanganinya," kata Topik.
(Mia/Mel/*)