Sukses

Miss V `Digeledah`, Perempuan Ini Ajukan Tuntutan ke Pengadilan

Saat itu, wanita berusia 54 tahun tersebut dicurigai membawa obat-obatan terlarang sehingga dubur dan vaginanya `digeledah`

Seorang wanita tidak mau menerima begitu saja perlakuan yang didapatnya saat vagina dan duburnya `digeledah` bak binatang oleh petugas bea cukai. Wanita itu digeledah alat vitalnya, karena dicurigai membawa obat-obatan terlarang.

Penggeledahan terhadap wanita berusia 54 tahun asal New Mexico itu juga tak sebentar, yakni sekitar 6 jam di University Medical Center. Seluruh tubuhnya diperiksa oleh petugas federal, termasuk dubur dan vaginanya.

Perempuan asal Lovington, Mexico, yang tak terima dengan perlakuan petugas akhirnya menggugat University Medical Center. Saat itu, wanita yang diidentifikasi sebagai Jane Doe dipaksa meminum obat pencahar agar ususnya bereaksi, lalu dirontgen dan menjalani pemeriksaan spekulum, uji vagina serta CT Scan.

Does meminta ganti rugi uang yang tak ternilai harganya dan menuntut agar diakhirinya kebijakan oleh agen federal serta pejabat otoritas yang menggunakan jari serta benda ke dalam rongga tubuh manusia demi mencari obat-obatan.

Kronologi Pemeriksaan

Gugatan itu diajukan di pengadilan federal di El Paso. Saat itu, ia dihentikan saat menyeberang di jembatan Amerika tahun lalu. Meskipun sudah menjalani pemeriksaan enam jam di pelabuhan dan UMC, tapi tak ada obat yang ditemukan di tubuhnya.

Menurut gugatan, Doe pertama kali digeledah di pelabuhan masuk. Petugas memasukkan jari ke dalam rektum dan vaginanya. Ketika hasilnya negatif, dia dibawa ke University Medical Center. "Ini pencarian ekstrem dan ilegal yang membuat klien kami sangat trauma," kata Pengacaranya Laura Schauer Ives seperti dikutip elpasotimes, Kamis (19/12/2013).

"Faktanya, pemerintah memperlakukan seorang wanita berusia 54 tahun yang tak bersalah dengan kebrutalan dan kebiadaban tersebut.

Perlakuan tersebut terjadi pada 12 Desember 2012. Dalam gugatan disebutkan, si agen petugas meletakkan jarinya di area organ genital Doe selama penggeledahan. Kemudian wanita itu disuruh jongkok oleh salah satu petugas dan memasukkan jarinya ke anus Doe.

"Penggeledahan tak menunjukkan bukti selundupan atau obat-obatan," bunyi gugatan.

Kemudian, wanita itu disuruh berdiri di dengan orang lain. Pada saat itu anjing mengendusnya. Saat itu, petugas dengan anjingnya menyentuh bagian bawah kakinya, tapi tak menyentuh kaki orang lainnya.

"Anjing itu menerjang Doe dan mendaratkan kakinya ke tubuhnya".

Ives mengatakan, ia tak percaya ini merupakan sinyal ada obat-obatan. Tapi petugas memeriksa lanjutan. Wanita itu dibawa ke ruangan lain dan diminta melepaskan celananya. Petugas memeriksa vagina dan anusnya dengan senter.

"Selama perjalanan mobil ke Pusat Medis, Nona Doe bertanya apakah agen memiliki surat perintah". 

"Salah satu dari mereka menjawab bahwa mereka tidak membutuhkan surat perintah".

Pemeriksaan masih berlanjut. Wanita itu kemudian diberi obat pencahar. Setelah itu perutnya dirontgen, namun tak ada tanda-tanda. Sebuah spekulum kemudian digunakan untuk menyelidik vaginanya. Saat pemeriksaan berlangsung, pintu ruangan dibiarkan terbuka.

"Nona Doe merasa ia diperlakukan  seperti binatang," katanya lagi.

Tes terakhir adalah CT scan perut dan pemeriksaan panggul dan hasilnya tidak ada bukti kegiatan ilegal.

Usai CT Scan, petugas mengatakan ia bisa menandatangani formulir persetujuan medis dan CBP akan membayar tesnya. Tapi, jika tak menandatangani, ia dikenakan biaya sebesar US$ 5.000. Wanita itu menolak menandatanganinya dan akhirnya harus membayar tes.

(Mel/*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini