`Selamat Hari Ibu`, ucapan itu mewarnai media sosial pada Minggu (22/12/2013) untuk ibu tercinta. Namun banyak yang tidak mengetahui sejarah dari hari ibu itu sendiri. Mereka lebih banyak memandang Hari Ibu merupakan hari ucapan kasih sayang namun ternyata maknanya lebih dari itu.
Berikut ini pendapat masyarakat dan tokoh perempuan tentang sejarah dan makna hari ibu :
Adel -Pebalet Indonesia
"Sebenarnya buat aku tidak begitu bermakna karena semua hari itu spesial buat bilang sayang ke ibu, tapi penting untuk mengingatkan sosok ibu ke anak-anak yang sibuk. Kalau sejarah setahu saya Kongres Perempuan jadi sebenarnya buat saya kayaknya hari Ibu lebih cocok kalau jadi hari Perempuan," katanya.
Claudia -Karyawati Perusahaan Swasta
"Semua hari spesial untuk ibu. Kalau sejarahnya Saya tahu. Jadi malu," ujarnya.
Rieke Diah Pitaloka -Anggota DPR Komisi IX
Dalam personal message yang dibuat di smarthphonenya, wanita yang peduli kesehatan dan kesejahteraan masyarakat ini menyerukan 22 Desember adalah hari gerakan politik perempuan.
"22 Desember 1928 Kongres perempuan pertama Indonesia. Selamat hari gerakan politik perempuan," tulisnya.
Lalu sebenarnya bagaimanakah hari ibu itu tercipta? Seperti dilansir Wartafeminis, hari ibu tercipta pada 22 Desember 1938 setahun setelah kongres perempuan di indonesia digelar.
Hari ibu ini diperingati sebagai hari ibu bangsa agar para ibi dapat mendidik putra dan putrinya memiliki nilai-nilai kebangsaan dan nasionalisme.
Kongres Perempuan Indonesia pertama 1928 merupakan momentum kesadaran kolektif perempuan Indonesia untuk memperjuangkan hak-hak perempuan bersama-sama. Meningkatkan kesadaran mengenai berbagai permasalahan seperti poligami, perdagangan orang, kekerasan, dan buruh perempuan.
Perempuan pelopor yang menjadi panitia pelaksana Kongres Perempuan Indonesia saat itu diantaranya Soejatin, Nyi Hajar Dewantoro dan Sitti Sundari. Merekalah yang menjadi inisiator dan penggerak Kongres Perempuan Pertama 22 Desember 1928 yang juga ikut dalam deklarasi Sumpah Pemuda 1928. (Mia/Mel)
Berikut ini pendapat masyarakat dan tokoh perempuan tentang sejarah dan makna hari ibu :
Adel -Pebalet Indonesia
"Sebenarnya buat aku tidak begitu bermakna karena semua hari itu spesial buat bilang sayang ke ibu, tapi penting untuk mengingatkan sosok ibu ke anak-anak yang sibuk. Kalau sejarah setahu saya Kongres Perempuan jadi sebenarnya buat saya kayaknya hari Ibu lebih cocok kalau jadi hari Perempuan," katanya.
Claudia -Karyawati Perusahaan Swasta
"Semua hari spesial untuk ibu. Kalau sejarahnya Saya tahu. Jadi malu," ujarnya.
Rieke Diah Pitaloka -Anggota DPR Komisi IX
Dalam personal message yang dibuat di smarthphonenya, wanita yang peduli kesehatan dan kesejahteraan masyarakat ini menyerukan 22 Desember adalah hari gerakan politik perempuan.
"22 Desember 1928 Kongres perempuan pertama Indonesia. Selamat hari gerakan politik perempuan," tulisnya.
Lalu sebenarnya bagaimanakah hari ibu itu tercipta? Seperti dilansir Wartafeminis, hari ibu tercipta pada 22 Desember 1938 setahun setelah kongres perempuan di indonesia digelar.
Hari ibu ini diperingati sebagai hari ibu bangsa agar para ibi dapat mendidik putra dan putrinya memiliki nilai-nilai kebangsaan dan nasionalisme.
Kongres Perempuan Indonesia pertama 1928 merupakan momentum kesadaran kolektif perempuan Indonesia untuk memperjuangkan hak-hak perempuan bersama-sama. Meningkatkan kesadaran mengenai berbagai permasalahan seperti poligami, perdagangan orang, kekerasan, dan buruh perempuan.
Perempuan pelopor yang menjadi panitia pelaksana Kongres Perempuan Indonesia saat itu diantaranya Soejatin, Nyi Hajar Dewantoro dan Sitti Sundari. Merekalah yang menjadi inisiator dan penggerak Kongres Perempuan Pertama 22 Desember 1928 yang juga ikut dalam deklarasi Sumpah Pemuda 1928. (Mia/Mel)