Musim liburan akhir tahun telah tiba. Saatnya untuk berbahagia. Tapi, ternyata tak semua orang merasa senang baik hati dan pikirannya.
Seorang Psikiater di Ohio State University Wexner Medical Center, Mary Fristad, mengatakan, sebagai spesialis gangguan mood ia sering mengobati orang yang menderita Holiday Blues.
"Dengan keramaian dan hiruk pikuk mempersiapkan liburan, stres dan ketegangan bisa menyebabkan orang merasa sedih dan tertekan. Kadang-kadang disebutnya holiday blues mungkin disebabkan gangguan afeksi musiman (seasonal affective disorder/SAD)," kata Fristad seperti dikutip LiveScience, Selasa (24/12/2013).
SAD merupakan kondisi biologis yang didorong sepanjang bulan musim dingin ketika ritme tubuh masyarakat tak sinkron dengan matahari.
Kurangnya sinar matahari menyumbang lebih dari 10 juta orang Amerika yang terpengaruh SAD setiap tahunnya, dan 25 juta mengalami bentuk yang kurang dikenal yakni Winter Blues.
Selain kurangnya sinar matahari, holiday blues ini bisa dipicu oleh berbagai faktor:
Selama ini, Fristad banyak merekomendasikan pasiennya melakukan pengobatan gratis, seperti memastikan cukup tidur, olahraga, dan makan makanan yang sehat. Selain itua da saran lainnya seperti:
"Menghadapi Tahun Baru, pertimbangkan membuat resolusi untuk meningkatkan kebiasaan sehat, dimulai dengan cukup tidur," kata Fristad.
Menurutnya, setiap orang memiliki kebutuhan dan jumlah tidur yang berbeda. Dengarkan dan hormati kebutuhan tubuh Anda.
"Ketika kita kurang tidur, kita mendambakan gula dan lemak, cenderung makan berlebihan, kurang energi dan sering tersinggung dan mudah marah . Dengan tidur yang cukup, lebih mudah untuk makan secara sehat, berolahraga secara teratur dan menjaga pandangan positif terhadap kehidupan.
"Yang terpenting, bersabarlah dengan diri sendiri dan orang lain. Kita semua akan melalui liburan bersama-sama," katanya lagi.
(Mel/*)
Seorang Psikiater di Ohio State University Wexner Medical Center, Mary Fristad, mengatakan, sebagai spesialis gangguan mood ia sering mengobati orang yang menderita Holiday Blues.
"Dengan keramaian dan hiruk pikuk mempersiapkan liburan, stres dan ketegangan bisa menyebabkan orang merasa sedih dan tertekan. Kadang-kadang disebutnya holiday blues mungkin disebabkan gangguan afeksi musiman (seasonal affective disorder/SAD)," kata Fristad seperti dikutip LiveScience, Selasa (24/12/2013).
SAD merupakan kondisi biologis yang didorong sepanjang bulan musim dingin ketika ritme tubuh masyarakat tak sinkron dengan matahari.
Kurangnya sinar matahari menyumbang lebih dari 10 juta orang Amerika yang terpengaruh SAD setiap tahunnya, dan 25 juta mengalami bentuk yang kurang dikenal yakni Winter Blues.
Selain kurangnya sinar matahari, holiday blues ini bisa dipicu oleh berbagai faktor:
- Berduka karena kehilangan orang yang dicintai, orangtua, anak, saudara atau pasangan.
- Mengatasi perubahan keadaan, mungkin kehilangan pekerjaan atau penyakit serius
- Memiliki harapan yang tidak realistis dari gambaran liburan yang sempurna di tengah masalah keuangan, keluarga, dan pekerjaan, atau ketegangan lain
- Stres karena telalu banyak tuntutan waktu atau uang
- Gangguan pola makan yang normal, hiburan, olahraga, bekerja, dan tidur
- Kita sering memiliki terlalu banyak tuntutan dari waktu kita sekarang.
Selama ini, Fristad banyak merekomendasikan pasiennya melakukan pengobatan gratis, seperti memastikan cukup tidur, olahraga, dan makan makanan yang sehat. Selain itua da saran lainnya seperti:
- Membiarkan diri Anda bersantai, berdoa, bermeditasi, tertawa (jika Anda tak tertawa, mungkin menangis atau berteriak)
- Reframing harapan Anda sehingga lebih realistis
- Menciptakan tradisi yang bekerja untuk Anda
- Bagi Anda yang berduka untuk orang tercinta, pertimbangkan melakukan ritual yang bermakna seperti menyalakan lilin dengan foto seseorang, menulis surat kepada orang yang dicintai, atau berkumpul bersama teman dan keluarga untuk berbagi kenangan spesial.
"Menghadapi Tahun Baru, pertimbangkan membuat resolusi untuk meningkatkan kebiasaan sehat, dimulai dengan cukup tidur," kata Fristad.
Menurutnya, setiap orang memiliki kebutuhan dan jumlah tidur yang berbeda. Dengarkan dan hormati kebutuhan tubuh Anda.
"Ketika kita kurang tidur, kita mendambakan gula dan lemak, cenderung makan berlebihan, kurang energi dan sering tersinggung dan mudah marah . Dengan tidur yang cukup, lebih mudah untuk makan secara sehat, berolahraga secara teratur dan menjaga pandangan positif terhadap kehidupan.
"Yang terpenting, bersabarlah dengan diri sendiri dan orang lain. Kita semua akan melalui liburan bersama-sama," katanya lagi.
(Mel/*)